"Kita berproses aja ya, tapi curhat boleh dong? Karena menurutku nggak fair, memang itu aturan tapi logika kita adalah rumah waktu orang tua beli sudah kena yang BPHTB segala macem terus PBB juga udah kena, kita bayar setiap tahun, terus pada administratif ganti nama ke anak yang turunan langsung kita harus bayar lagi," tambahnya.
Curhatan sederhana itu meledak, dengan banyak orang berbagi pengalaman serupa. Leony menegaskan, ia bukan menolak bayar pajak, melainkan sekadar meluapkan keberatan sebagai warga taat pajak.
Baca Juga: PLN Bagi-Bagi Voucher Listrik Rp5.000! Cuma Sampai 10 Oktober 2025, Begini Cara Klaimnya
Mulai Bedah Laporan Keuangan: Angka Aneh yang Menggelitik
Setelah netizen menyebut pajak masuk ke daerah, Leony penasaran dan mengunduh laporan keuangan Tangsel.
"Pendapatannya Rp5 triliun, banyak ya terus aku lihat apa sih penyumbang terbesar ternyata satu PBB, kedua BPHTB Rp733 miliar sendiri. Jadi, kayak sebenarnya buat kota sekecil Tangsel pemasukannya banyak juga," jelasnya di podcast.
Tanpa ekspektasi khusus, ia menemukan pos-pos mencurigakan seperti makan minum rapat Rp66 miliar dan alat tulis kantor (ATK) Rp38 miliar.
"Aku nggak tahu apa yang aku cari, kemudian menemukan angka aneh, walaupun tidak mengerti baca APBD tapi kalau makan minum rapat Rp66 miliar, ATK pembelanjaannya Rp38 miliar, kan nggak masuk akal gitu lho. Ngapain sih?" tegas Leony.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ajak ASN, Siswa, dan Masyarakat Donasi Sehari Seribu Lewat Gerakan Rereongan Poe Ibu
Pesan dari warga soal jalan rusak semakin memotivasi. Ia akui, pembangunan di wilayah non-swasta kurang terasa meski anggaran melimpah.
Bantah Tuduhan Pansos: Dialog Terbuka yang Ditunggu
Leony juga menepis tudingan panjat sosial (pansos) atau cari panggung. "Fokusku bukan naikin engagement, bukan (pansos). Cari panggung? Ngapain om, naik panggung dari umur 5 tahun, ngapain nyari panggung lagi," balasnya santai.
Usianya yang 38 tahun dan karir panjang membuat tuduhan itu terasa lucu baginya.
Soal ajakan dialog dari Wali Kota Tangsel, Leony setuju tapi ingin melibatkan masyarakat luas.
"Kok saya doang? Yang resah ini masyarakat Tangsel cuma penginnya dialog terbuka, bukan aku doang. Masih nunggu gimana, belum terjadi (dialognya)," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Leony Vitria Bedah Laporan Keuangan Tangsel 2024, Soroti Anggaran Rapat Rp60 Miliar
Artis Leony Vitria: Anggaran Makan Minum Pemkot Tangsel Fantastis, Tapi Lalai Bangun Infrastuktur