• Senin, 22 Desember 2025

Sudirman Said: Kericuhan Aksi Demonstrasi Akhir Agustus Berpotensi Kembali Terjadi

Photo Author
- Senin, 29 September 2025 | 06:00 WIB
Mantan Menteri EDSM, Sudirman Said. (KONTEKS.CO.ID/Tangkapan Layar Suniar Abraham Samad Seap Up)
Mantan Menteri EDSM, Sudirman Said. (KONTEKS.CO.ID/Tangkapan Layar Suniar Abraham Samad Seap Up)
KONTEKS.CO.ID – Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, mengatakan, tidak tertutup kemungkinan kericuhan dalam demonstrasi akhir Agustus kemarin dapat kembali terjadi.
 
"Kita mesti ingatkan terus-menerus, ada PR besar yang bisa membuat peristiwa-peristiwa khusus muncul lagi pada waktu-waktu mendatang," kata Sudirman dalam siniar Abraham Samad Speakup dikutip pada Senin, 29 September 2025.
 
Sudirman mengungkapkan, potensi kericuhan itu tetap ada karena pemerintah belum menyentuh akar permasalahannya.
 
 
"Sejak awal, kita mengatakan yang mesti dikejar bukan sopir rantis itu. Bukan juga komandan regu di lapangan," katanya.
 
Menurut Sudirman, ini sebetulnya buah dari kebijakan serta kultur menyangkut leadership.
 
Sedangkan jika dikaitkan dengan black hole, peristiwa Agustus kemarin, itu pemicunya bukan satu aspek. Bukan soal joget dan gaji anggota DPR yang tinggi.
 
"Tinggi [gaji DPR] itu betul ya, satu pemicu sebetulnya, akarnya yang lebih dalam dari itu. Yang saya, harus mengkaitkannya dengan tadi kata-kata black hole," tandasnya.
 
 
Menurutnya, kerusakan sistem, hukum, dan tata kelola sehingga muncul kesenjangan yang makin dirasakan oleh publik atau masyarakat.
 
Ketika kesenjangan itu dimanifestasikan dalam ekspresi-ekspresi yang menyakitkan dan menyinggung hati masyarakat, maka munculan letupan.
 
"Jadi menurut saya, memang yang mesti diluruskan bukan mengejar pelakunya siapa, tapi ini ada masalah apa sebenarnya sih?" katanya.
 
Menurut Sudirman, akar masalahnya yakni kerusakan tata kelola, hukum, dan politik selama 10 tahun terakhir atau eranya Jokowi.
 
 
"Kemudian sekarang belum ada tanda-tanda bahwa itu ada perbaikan," katanya.
 
Sedangkan mengenai soal bagaimana mengatasi agar kericuhan tidak kembali terjadi, menurut Sudirman, 
harus melakukan koreksi total secara serius.
 
"Koreksi total di bidang politik, bidang hukum, koreksi di bidang tata kelola sampai pada soal-soal etika yang sampai hari ini tidak terlihat ada tanda-tanda perbaikan itu.
 
"Kita mesti ngingatkan terus-menerus, ada PR besar yang bisa membuat peristiwa-peristiwa khusus muncul lagi pada waktu-waktu mendatang," ucapnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X