• Senin, 22 Desember 2025

Mikrofon Prabowo Mati Saat Ajak Akui Palestina dan Hentikan Bencana Kemanusiaan di Gaza di PBB, Ini Kata Kemlu

Photo Author
- Selasa, 23 September 2025 | 11:17 WIB
Mikrofon Presiden Prabowo Subianto mati saat pidato di PBB  (Foto: BPMI Setpres RI)
Mikrofon Presiden Prabowo Subianto mati saat pidato di PBB (Foto: BPMI Setpres RI)

 

KONTEKS.CO.ID - Momen Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) terkait solusi dua negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diwarnai dengan matinya mikrofon. Kementerian Luar Negeri buka suara.

Direktur Informasi Media Kemlu, Hartyo Harkomoyo menyampaikan soal aturan waktu bagi setiap kepala negara yang menyampaikan pidato.

"Berkaitan dengan pidato pada pertemuan di atas, terdapat rule of procedure (aturan prosedur) bahwa setiap negara mendapat kesempatan 5 menit," kata pria yang biasa disapa Yoyok itu, pada Selasa, 23 September 2025.

Baca Juga: Polisi Kantongi Posisi Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Makarim Langsung Diburu?

"Apabila pidato lebih dari 5 menit maka mic akan dimatikan. Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan," jelasnya.

Meski mikrofon dimatikan, pidato Prabowo masih jelas terdengar oleh para delegasi di General Assembly Hall.

Momen mikrofon mati terjadi saat Prabowo tampak masih menyampaikan pendapatnya di forum pada Selasa, 23 September 2025.

Baca Juga: Tiada Maaf bagi Lisa Mariana, Ridwan Kamil Ogah Mediasi dan Tutup Pintu Damai agar Ada Efek Jera

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo berpidato dengan total tempo 6 menit 10 detik.

Namun, saat menegaskan desakan Indonesia soal bencana kemanusiaan di Gaza, mikrofon Prabowo sempat mati.

"Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita," ujar Prabowo.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Ditawari Kursi Menko Polkam oleh Jenderal Senior, Tapi Pilih Tolak Secara Halus

"Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan," imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X