KONTEKS.CO.ID - Sembilan petani perempuan dari berbagai daerah di Indonesia mendatangi Brussel pada 15–16 September 2025 untuk menyuarakan kekhawatiran atas penerapan EU Deforestation-free Regulation (EUDR) atau regulasi Uni Eropa.
Mereka berasal dari sektor sawit, kakao, kopi, dan karet yang komoditas yang paling terdampak oleh regulasi tersebut.
Selama kunjungan dua hari itu, para petani berdialog dengan perwakilan asosiasi industri, pelaku usaha, dan lembaga pemikir.
Baca Juga: Diusir saat Salurkan Bantuan Banjir Bali, Aisar Khaled Diganjar Penghargaan Bergengsi dari DPD RI
Mereka menyampaikan persyaratan rumit dalam EUDR berpotensi mengeluarkan jutaan petani kecil dari rantai pasok global.
Duta Besar RI untuk Belgia, Andri Hadi, mengatakan kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow petani perempuan Indonesia ke Eropa, termasuk ke London dan Roma.
“Regulasi harus dipandang dari sisi kemanusiaan. Jika terlalu kompleks, dampaknya bisa memutus akses petani kecil,” ujarnya.
Baca Juga: Resmi! TKA Jadi Syarat SNBP 2026, Catat Jadwal dan Cara Daftarnya
Andri menegaskan petani perempuan mencerminkan wajah nyata keberlanjutan rantai pasok Indonesia.
Karena itu, menurutnya, upaya melindungi hutan perlu berjalan beriringan dengan perlindungan terhadap mata pencaharian mereka.
Dalam pertemuan dengan Komisi Eropa (DG ENV, DG INTPA) dan EEAS, para petani mengungkapkan hambatan terbesar yang mereka hadapi.
Baca Juga: Jumhur Hidayat Sebut Menteri Malas 'Berkeringat' dan Pilih Impor Pengkhianat Bangsa
Mulai keterbatasan teknologi, biaya kepatuhan yang tinggi, hingga dokumen administratif yang memberatkan.
“Kami takut kehilangan akses pasar bukan karena dianggap merusak hutan, melainkan karena tidak sanggup memenuhi tuntutan administratif yang mahal,” ungkap Febriani Sumbung, petani kakao dari Manokwari, Papua Barat.
Artikel Terkait
Google Banding Putusan Denda Jumbo dari Uni Eropa, Klaim Layanan Iklan Digital Bersih dari Monopoli
Uni Eropa dan Indonesia Telah Menyepakati Perjanjian Dagang
Kesepakatan Baru, Nilai Perdagangan Uni Eropa dan Indonesia Diprediksi Tembus Rp986 Triliun
Sudah Capai Kesepakatan Dagang, Indonesia Masih Dibayangi Aturan Anti-Derofestasi Uni Eropa
Juru Bicara Uni Eropa Bicara soal Kesepakatan Dagang dengan Indonesia