• Minggu, 21 Desember 2025

Duiddo Imani Muhammad Lulusan Termuda S1 UGM, Ungkap Rahasia Lulus di Usia 20 Tahun 5 Bulan: Jangan Mudah FOMO!

Photo Author
- Minggu, 7 September 2025 | 11:07 WIB
Mahasiswa inspiratif Duiddo Imani Muhammad, lulusan termuda S1 UGM yang lulus di usia 20 tahun 5 bulan. (Foto UGM)
Mahasiswa inspiratif Duiddo Imani Muhammad, lulusan termuda S1 UGM yang lulus di usia 20 tahun 5 bulan. (Foto UGM)

Selama perkuliahan, selain fokus pada akademik, ia juga memutuskan untuk mengembangkan potensi dirinya melalui aktif berorganisasi.

Oi lalu memilih DEMA Justicia sebagai tempatnya untuk terus belajar. Menurut Oi, melalui organisasi ia dapat belajar untuk memanajemen risiko, manajemen emosi, dan juga manajemen energi.

“Saya mendapatkan pengalaman sebagai pemimpin, pengalaman sebagai mahasiswa UGM yang seharusnya merakyat, yang seharusnya humble ya. Jadi, di organisasi itu, saya semua dapat,” ungkapnya.

Judul Skripsi Analisis Perubahan Tanah Surat Ijo

Terkait skripsinya, Oi sedikit bercerita bahwa judul yang ia ambil adalah soal Analisis Perubahan Tanah Surat Ijo (Izin Pemakaian Tanah) menjadi Tanah Bersertifikat Hak Guna Bangunan di Kota Surabaya.

Dalam skripsinya ini, ia menjelaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki banyak tanah yang tersebar di wilayah kota. Namun, ternyata tanah tersebut telah dihuni dan digunakan oleh masyarakat sejak turun temurun.

Baca Juga: Bus Tabrak Toko di Setiabudi, Manajemen TransJakarta Pastikan Tak Ada Kendala Teknis

“Nah, jadi aku bahas apakah mungkin tanah dari Pemkot Surabaya itu bisa dialihkan menjadi tanah hak guna bangunan,” ujarnya.

Ia mengaku bahwa selama pengerjaan skripsinya, ia lumayan banyak menghadapi kendala-kendala di lapangan. Namun, pengalamannya sebagai Kepala Departemen di DEMA Justicia memuatnya mampu untuk menyelesaikan kendala tersebut dengan lebih mudah.

Salah satunya adalah mengetahui cara untuk lebih mudah mendapatkan data untuk penelitiannya tersebut. “Jadi manajemen keputusan itu bakal ngaruh ternyata,” jelas Oi.

Ia pun berpesan kepada para teman-teman lain untuk tidak mudah merasa FOMO (fear of missing out) dengan mengejar sesuatu yang tidak begitu kita butuhkan.

Menurut dia, setiap orang memiliki garis nasib yang berbeda-beda dan juga hebat dalam bidangnya masing-masing. Selain itu, ia pun berpesan untuk tidak meremehkan orang-orang yang usianya di bawah kita, baik dalam cara berpikir maupun pengalamannya.

Baca Juga: Menteri Raja Juli dan Kadir Karding Terciduk Main Domino Bareng Tersangka Pembalakan Liar

Kemudian Oi mengingatkan untuk tidak memaksakan diri baik secara mental, fisik maupun secara pikiran. Yang tak kalah penting adalah menyiapkan rencana masa depan yang baik, tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

“Terus semangat, pantang menyerah dan jangan lupa adaptif,” pesannya kepada anak mahasiswa lainnya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X