KONTEKS.CO.ID - Pengamat intelijen Sri Radjasa Chandra menilai terjadi anomali dalam pengamanan aksi demonstrasi beberapa hari lalu, yakni Polri memberikan porsi cukup besar kepada TNI.
"Karena bagi polisi, ini adalah bentuk superioritas polisi, enggak boleh diganggu gugat. Tapi kemarin, porsi itu dibuka untuk tentara," ujarnya dalam sinear Forum Keadilan Tv dikutip pada Rabu, 3 September 2025.
Bahkan yang paling mengerikan lagi, lanjut Sri Radjasa, Asintel Kostrad memberikan pengarahan langsung kepada demonstran.
"Waduh, ini kerawanan, kalau saja terjadi perlawanan atau terjadi tindakan, misalnya pelemparan, itu jangan salahkan tentara, pasti akan melakukan tindakan karena satuan tempur loh," tandasnya.
Sri Radjasa menilai bahwa pelibatan TNI ini adalah atas permintaan Polri sebagaimana undang-undang, khususnya poin operasi militer selain perang.
"Emang atas permintaan kalau situasinya masih belum chaos. Artinya, ini atas permintaan polisi. Harus atas permintan, enggak bisa enggak," tandasnya.
Ia menyayangkan tidak melibatkan pasukan teritorial, seperti dari Kodim yang lebih mempunyai korelasi dalam pengamanan wilayah.***
Artikel Terkait
TNI-Polri Gelar Patroli Bareng, Amankan Warga Hingga Asrama Polisi
Kini, Patroli Gabungan TNI Polri Masuk Gang hingga RT: Anarkis dan Perusuh Siap-Siap Ditindak!
Jerome Polin Cs Suarakan 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat, dari Reformasi DPR, Pajak hingga Tarik TNI ke Barak
Polisi Tangkap Intelijen Bais, Wakil Panglima TNI ‘Marah’: Seharusnya Tak Disebar!
Kapolri Listyo Sigit Makan Malam Bareng 320 TNI-Polri di DPR, Ada Raffi Ahmad