KONTEKS.CO.ID – Pengamat intelijen Sri Radjasa Chandra menanggapi kabar bahwa anggota Bais TNI ditangkap dalam aksi demonstrasi beberapa hari lalu.
"Kalau saya melihat, itu memang sebuah kecelakaan tugas," katanya dalam sinear Forum keadilan Tv dikutip pada Selasa, 2 September 2025.
Ia menegaskan, itu seharusnya tidak boleh terjadi. Sekelas badan strategis itu, dia bisa menggunakan jaringan.
Baca Juga: Polisi Tangkap Intelijen Bais, Wakil Panglima TNI ‘Marah’: Seharusnya Tak Disebar!
"Tidak dia harus langsung terjun ke lapangan sehingga menimbulkan blunder, apalagi situasi sekarang," katanya.
Sri Radjasa yakin bahwa anggota tersebut ketahuan karena membawa senjata dan atribut intelijen lainnya.
Menurutnya, itu merupakan kelengahan karena mungkin dalam tugas-tugas sebelumnya selalu aman.
"Dia pikir selamanya aman, gitu," ujarnya.
Sedangkan ketika ditanya ada persepsi publik terjadi gesekan antara institusi TNI dan Polri dari penangkapan tersebut, Sri Radjasa tidak menampik.
"Ketika ada peluang untuk mengeksploitasi nama baik TNI, diangkat," ucapnya.
Ia menegaskan, seharusnya kalau bicara demi kepentingan instutusi aparat keamanan, polisi tidak mem-blow up hal tersebut.
Ia menilai bahwa peristiwa itu diangkat karena kejadian serupa pernah terjadi, yakni anggota Densus 88 Antiteror ditangkap anggota Bais saat menguntit Ferry Yanto Hongkiriwang.
"Ini peluang buat mereka, di-blow up. Ini kan sebetulnya konflik tradisional yang melemahkan soliditas [antaraparat]," katanya.
Artikel Terkait
Menguak Operasi Alpha di Era Orde Baru, Skenario BAIS dan Mossad Beli A-4 Skyhawk Israel untuk Pertahanan Udara Indonesia
Polda Metro Jaya Sidik Kasus Penculikan Anggota Densus 88 hingga Rumah Jampidsus Dijaga Ketat TNI
Kata-Kata Kapuspen TNI Merespons Anggota Bais Ditangkap Polisi karena Jadi Provokator Demo di Pejompongan
Polisi Tangkap Intelijen Bais, Wakil Panglima TNI ‘Marah’: Seharusnya Tak Disebar!