KONTEKS.CO.ID - Pemerintah memastikan pasokan energi nasional tetap aman di tengah transisi bisnis Shell yang akan meninggalkan pasar ritel bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menegaskan kuota impor BBM untuk perusahaan swasta sudah ditambah.
“Seluruh perusahaan swasta menerima kuota yang sama seperti 2024, ditambah 10 persen,” ujar Bahlil, Rabu 27 Agustus 2025.
Baca Juga: Stok BBM Shell Habis di Sejumlah SPBU, Belum Ada Solusi Konkret
Ia menekankan ketahanan energi nasional tetap berada di bawah kendali negara, dengan Pertamina siap memenuhi kebutuhan pasar bila terjadi kekurangan.
Langkah ini dilakukan seiring keputusan Shell plc yang pada Mei lalu mengumumkan penjualan sekitar 200 SPBU-nya di Indonesia kepada joint venture Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Penjualan itu merupakan bagian dari strategi global Shell untuk merampingkan portofolio hilir dan mengalihkan fokus pada aset dengan tingkat keuntungan lebih tinggi.
Baca Juga: Borong SPBU Shell, Profil Keren Citadel Pacific Limited: Milik Orang Tajir di Filipina
Meski hengkang dari bisnis ritel BBM, Shell memastikan tetap mempertahankan bisnis pelumas di Indonesia, termasuk pabrik pencampuran berkapasitas 300 juta liter per tahun, fasilitas grease di Marunda yang masih dibangun, dan terminal BBM di Gresik.***
Artikel Terkait
Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Agustus 2025, Turun Lumayan
Subsidi Energi 2026 Dipatok Rp210,1 Triliun: Harga BBM, Gas LPG 3 Kg, Tarif Listrik Jadi Naik?
Besok BBM Pertamina Pertamax Cs Turun Harga Hampir Gope! Ada Promo Hari Kemerdekaan RI
Menko Airlangga: AS Secara Prinsip Sudah Bebaskan Produk Sawit hingga Karet dari Tarif Impor