KONTEKS.CO.ID – Para peternak ayam di Indonesia tengah menghadapi tekanan berat akibat harga ayam hidup yang anjlok di bawah biaya produksi.
Informasi ini berdasarkan laporan terbaru dari Foreign Agricultural Service (FAS) Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Mereka menyebutkan harga ayam hidup pada April hingga Mei 2025 rata-rata hanya Rp15.000–17.000 per kilogram.
Baca Juga: Pemerintah Sudah Atur Harga Ayam, Pedagang Ngaku Belum Merasakan Dampaknya
Angka itu jauh di bawah ongkos produksi sebesar Rp18.000 per kilogram.
Kondisi ini membuat peternak menunda penjualan, sehingga ayam dipelihara lebih lama.
Dampaknya, bobot ayam semakin berat saat dilepas ke pasar, sementara kebutuhan pakan pun meningkat.
Baca Juga: Sedih, 24 Ribu Ayam Tewas dalam Kebakaran Peternakan di Jember
Produksi pakan unggas pada 2024/2025 diperkirakan mencapai 21,4 juta metrik ton (MMT).
Kemudian musim berikutnya naik 3 persen menjadi 23,3 MMT pada 2025/2026.
Meski jumlah populasi ayam pedaging diproyeksikan terus meningkat, lemahnya permintaan konsumen membuat surplus daging ayam tidak terhindarkan.
Baca Juga: Soto Lamongan, 10 Sup Ayam Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas
Situasi ini menambah beban peternak karena harus menghadapi selisih besar antara harga jual dan biaya produksi.
Hal ini dikhawatirkan bisa memicu kerugian peternak, sehingga dibutuhkan intervensi kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Artikel Terkait
Indra, Pemilik Ayam Goreng Widuran Solo, Bisnis 52 Tahun Hancur Sekejap Gara-Gara Label Non Halal
Ayam Goreng Widuran Solo Raih Bintang 1 Terkait Non Halal Tapi Bintang 5 untuk Rasa: Nglawuhi, Enak Tenan
Ayam Goreng Widuran Solo Tempel Logo Halal Sejak 2017, Publik Desak Usut Pidana: Bohongi Umat Islam
Dosa? Muslim Terlanjur Makan Ayam Goreng Widuran Solo Karena Campur Minyak Babi, MUI Bilang Begini