• Senin, 22 Desember 2025

Jerman Kucurkan Rp30,64 Triliun untuk Transisi Energi Indonesia, Ini Penjelasannya

Photo Author
- Minggu, 24 Agustus 2025 | 06:44 WIB
Menlu Jerman Johann Wadephul (kanan) berdampingan dengan Menkes RI Budi Gunadi dalam satu kesempatan kunjungan di Indonesia, pekan ini. (Instagram Johann Wadephul)
Menlu Jerman Johann Wadephul (kanan) berdampingan dengan Menkes RI Budi Gunadi dalam satu kesempatan kunjungan di Indonesia, pekan ini. (Instagram Johann Wadephul)

KONTEKS.CO.IDIndonesia dan Jerman menegaskan komitmen memperkuat hubungan strategis, mencakup bidang politik dan ekonomi.

Hal itu dibahas dalam pertemuan Menlu RI Sugiono dan Menlu Jerman Johann Wadephul di Jakarta, pekan ini.

Kedua negara menyoroti pentingnya kerja sama ekonomi yang adil, terbuka, dan saling menguntungkan di tengah meningkatnya hambatan perdagangan global.

Baca Juga: Nilai Dagang Indonesia dan Jerman Sentuh Rp100 Triliun, Negosiasi CEPA Dikebut

Wadephul menekankan Jerman melihat Indonesia sebagai mitra penting di kawasan Asia Tenggara.

“Dalam situasi dunia yang penuh krisis dan konflik, Jerman ingin memastikan hubungan ekonomi dan politik dengan Indonesia tetap kuat,” kata Wadephul.

Sugiono menyebut Jerman sebagai mitra dagang utama Indonesia di Eropa.

Baca Juga: Menlu Jerman Dijadwalkan ke Indonesia, Tinjau Pabrik Daimler Truck

Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD6,15 miliar atau Rp100,6 triliun, sementara investasi Jerman di Indonesia menembus USD343 juta atau Rp5,60 triliun.

Selain itu, Jerman mendukung transisi energi bersih Indonesia melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP).

Adapun komitmen dana yang disediakan Jerman mencapai 1,6 miliar euro atau sekitar Rp30,64 triliun.

Baca Juga: Fakta Baru! Investor Vila Mewah di Bali Ternyata Paspor Jerman, Bukan Israel tapi Punya Latar Militer

“CEPA akan semakin membuka peluang kerja sama, khususnya di sektor ekonomi, untuk meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujar Sugiono, merujuk pada rencana penyelesaian negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada 2026.

Pertemuan tersebut juga memperkuat dimensi politik hubungan kedua negara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X