KONTEKS.CO.ID - Isu lama mengenai dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kembali disuarakan oleh aktivis senior Sasmito Hadinagoro.
Melalui foto dokumentasi aksi demonstrasi besar di depan Gedung BCA Tower dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 3 Agustus 2018, Sasmito mengingatkan publik agar tidak melupakan kasus yang dinilainya sebagai mega skandal keuangan negara.
Foto kolase yang dikirimkan Sasmito kepada redaksi pada Sabtu, 23 Agustus 2025, memperlihatkan ribuan massa dari Gerakan HMS membawa spanduk dan berorasi, mendesak KPK memeriksa taipan Budi Hartono terkait kasus BCA Gate serta dugaan keuntungan dari obligasi rekapitalisasi BLBI.
Baca Juga: Foto Ijazah Jokowi di Medsos Sesuai Aslinya Atau Tidak? UGM Bilang Begini
Dugaan Keuntungan Triliunan Rupiah
Dalam narasinya, Sasmito menyebut Budi Hartono hanya mengeluarkan Rp5 triliun pada tahun 2003 untuk menguasai 51 persen saham Bank Central Asia atau BCA.
Padahal, setiap tahun sejak 2004 pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyalurkan subsidi bunga obligasi rekapitalisasi senilai sekitar Rp7 triliun yang berasal dari pajak rakyat.
“Dengan perhitungan sederhana saja, keuntungan yang dinikmati sudah lebih dari Rp100 triliun, belum termasuk dividen jumbo yang terus mengalir hingga kini,” kata Sasmito.
Baca Juga: Gaji Kecil, Tunjangan Fantastis! Bongkar Rahasia Pendapatan DPR RI yang Bikin Warga Geleng Kepala
Perbandingan dengan Kasus Gayus
Sasmito juga menyinggung lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Ia membandingkan dengan kasus korupsi pajak Gayus Tambunan yang hanya melibatkan ratusan juta rupiah, tetapi bisa berujung pada hukuman berat.
"Jika koruptor pajak seperti Gayus bisa diseret ke pengadilan, mengapa kasus besar seperti BLBI Gate dan BCA Gate justru tak tersentuh?” ujarnya.
Menurut Sasmito, kasus ini bukan hanya menyangkut persoalan ekonomi, melainkan juga soal kedaulatan hukum dan rasa keadilan rakyat.
Baca Juga: Mobil Listrik Termurah 2025, Harga Mulai Rp184 Juta! Simak Daftar Lengkap dan Keunggulannya di Sini
Ia menilai Presiden Prabowo Subianto menghadapi ujian serius untuk membuktikan komitmennya dalam pemberantasan korupsi.
Artikel Terkait
Prof Didik: Ambil Paksa 51 Persen Saham BCA Narasi Berbahaya
Prof Didik Nilai Narasi Ambil 51 Persen Saham BCA Rusak Sistem Perbankan
Desak KPK Usut Tuntas Skandal BLBI-BCA, CBA: Semua Aset BCA Harus Dinasionalisasi
Rektor Paramadina: Kepercayaan Pasar Ambruk Jika Pemerintah Ambil Paksa Saham BCA
Ide Ambil Paksa 51 Persen Saham BCA Dinilai Anarki Politik