KONTEKS.CO.ID – Sampah plastik di Indonesia bukan hanya soal teknis pengelolaan limbah, melainkan juga terkait erat dengan budaya dan perilaku sehari-hari masyarakat.
Hal ini terungkap dalam laporan internasional bertajuk ‘Plastics in Indonesian Societies (PISCES)’ yang disusun konsorsium akademisi global bekerja sama dengan peneliti Indonesia.
Profesor Lesley Henderson dari University of Strathclyde, salah satu penulis utama laporan, menekankan pendekatan teknologi tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan sampah plastik di Indonesia.
Baca Juga: Program Plasticpay, Le Minerale Punya Solusi Darurat Sampah Plastik
Menurutnya ada fakta mengejutkan masyarakat Indonesia yang memandang praktik pembakaran terbuka sebagai cara yang membersihkan lingkungan, bukan sebagai polusi.
“Tidak ada solusi teknis tunggal untuk tantangan polusi plastik,” ucapnya seperti dikutip dari strath.ac.uk.
“Kita harus memperhatikan cara pandang budaya tentang pengelolaan sampah.”
Baca Juga: Dinas Lingkungan Hidup Angkut 79 Ton Sampah Sisa Perayaan HUT Ke-80 RI di Jakarta
“Misalnya, pembakaran terbuka adalah masalah besar di Indonesia, tetapi bagi banyak komunitas dianggap sebagai tindakan pembersihan,” Henderson menguraikan.
Ia menambahkan komunikasi publik yang lebih kreatif sangat dibutuhkan untuk mengubah persepsi tersebut.
Pesan lewat media sosial seperti Instagram dan TikTok, hingga format hiburan populer seperti sinetron, dinilai mampu menjangkau kelompok masyarakat yang mungkin tidak tersentuh media arus utama.
Baca Juga: Setop Bakar Sampah! Ini Dampak dan Bahayanya Bagi Kesehatan
“Pesan media bisa membantu mengubah gagasan tentang perilaku yang tepat dan mengomunikasikan risiko terhadap kesehatan manusia. Namun, kita perlu pendekatan yang jauh lebih kreatif,” katanya.
Laporan PISCES sendiri menjadi masukan penting bagi Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Sampah Laut Indonesia 2026–2035.
Artikel Terkait
Industri Plastik Indonesia Terancam PHK Massal, Lagi-lagi karena Impor China!
Good Job, Profesor ITS Oplos Limbah Plastik dan CPO Jadi BBM dengan RON Melebihi Pertamax Turbo
Mahasiswa Undip Ubah Limbah Tahu Jadi Plastik yang Bisa Dimakan, Langsung Sabet Penghargaan
Indonesia Bisa Berperan Sentral dalam Daur Ulang Plastik dengan Teknologi Nuklir