KONTEKS.CO.ID - Di Indonesia, produksi jagung diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan pada kuartal ketiga 2025, sehingga memicu kekhawatiran di sektor pertanian.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung dalam kondisi kering (kadar air 14 persen) pada Juli–September diperkirakan hanya mencapai 3,60 juta ton.
Angka tersebut turun 21,57 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,59 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Puji Ismartiini, mengatakan proyeksi ini masih bersifat sementara.
Baca Juga: AS Ungkap Produksi Jagung dan Beras Indonesia Kembali ke Level Normal
“Ini merupakan perkiraan awal dan dapat berubah tergantung kondisi lapangan saat ini,” ujarnya.
Perubahan cuaca yang dinamis dan berbagai faktor lain bisa membuat angka akhir berbeda dengan estimasi awal.
Luas panen yang diperkirakan juga mengalami penyusutan cukup besar.
BPS mencatat, pada kuartal ketiga 2025 luas panen jagung diproyeksikan hanya sekitar 0,61 juta hektare.
Baca Juga: Trump Instruksikan Coca-Cola Ganti Bahan Baku Utama dari Sirup Jagung Menjadi Gula Tebu
Angka ini turun 20,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Data yang dirilis BPS mencakup jagung yang dipanen lebih awal serta jagung yang dialihkan penggunaannya untuk pakan ternak.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan pola tanam dan panen yang terjadi di lapangan, baik karena strategi petani maupun akibat tekanan dari kondisi alam.
Artikel Terkait
Produksi Beras dan Jagung RI Pecah Rekor, Prabowo: Ini Lompatan Besar!
Presiden Prabowo Panen Raya Jagung di Kalbar, Sebut Tuan Rumahnya Kapolri
Ekspor Jagung Indonesia Picu Pro dan Kontra, Ekonom Ingatkan Jangan Terburu-buru
Indonesia Target Setop Impor Jagung pada 2026