KONTEKS.CO.ID - Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan Indonesia menargetkan untuk menghentikan impor jagung mulai 2026.
Hal itu seiring dengan upaya mencapai swasembada dalam produksi jagung nasional.
Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri panen raya jagung dan peluncuran ekspor jagung perdana Indonesia ke Malaysia di Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.
Hal itu juga sebagaimana dilaporkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
Baca Juga: Serap 1 Juta Ton Jagung dari Petani, Pemerintah Alokasi Rp5 Triliun
Presiden Prabowo mengungkapkan pada 2024, Indonesia mengimpor sekitar 500 ribu ton jagung.
Sementara, produksi jagung kering nasional dari Januari hingga Juli 2025 diperkirakan mencapai 9,45 juta ton.
Artinya itu naik 0,94 juta ton atau setara 11,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ia juga mencatat produksi jagung nasional meningkat 48 persen pada kuartal pertama 2025, dari 4 ton per hektare menjadi 6–8 ton per hektare.
Baca Juga: Ekspor Jagung Indonesia Picu Pro dan Kontra, Ekonom Ingatkan Jangan Terburu-buru
Polri turut mendukung pemerintah dalam proyek penanaman jagung skala besar.
Hal itu dilakukan melalui Program Penanaman Jagung Satu Juta Hektare untuk meningkatkan produksi.
Menurut Presiden, swasembada jagung nasional bisa tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan.
Bahkan mungkin dalam waktu satu tahun, dengan dukungan penggunaan benih unggul dan pupuk organik.
Artikel Terkait
Keputusan Penting Zulhas Soal Sapi, Impor Daging Beku, Jagung hingga Garam
Produksi Beras dan Jagung RI Pecah Rekor, Prabowo: Ini Lompatan Besar!