Khusus di wilayah Nusa Tenggara Barat, BSU telah disalurkan kepada 126.298 orang, dan di Kota Mataram saja mencapai 44.064 penerima, atau 94,33% dari target yang ditetapkan.
“Angka ini terus naik, dan kami pastikan seluruh penyaluran selesai sesuai target. Progres ini cukup menggembirakan,” kata Yassierli dalam keterangannya.
Baca Juga: Kasus Tom Lembong, Prof Didik: Rezim Jokowi Paling Vulgar Lakukan Kriminalisasi
BSU Jadi Bukti Komitmen Pemerintah Jaga Daya Beli Pekerja
Program BSU 2025 merupakan kelanjutan dari kebijakan strategis yang juga telah dijalankan di masa pandemi—yakni pada tahun 2020, 2021, dan 2022.
Pemerintah menilai bantuan langsung tunai seperti ini masih relevan untuk menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga pekerja di tengah tekanan biaya hidup.
Yassierli menegaskan bahwa pelaksanaan BSU tahun ini merupakan komitmen nyata dari pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran dalam memperkuat ketahanan ekonomi rakyat kecil.
Baca Juga: Persoalkan Keaslian Ijazah Pejabat Hak Warga Negara, Jangan Jadikan Hukum sebagai Alat Represi
Blusukan Gibran ke Lombok menunjukkan bahwa pemerintah tak hanya menyalurkan dana, tapi juga mengawal pelaksanaannya sampai ke akar rumput.
Bantuan seperti BSU tak boleh hanya dianggap sebagai dana tambahan, tapi amanah yang harus digunakan dengan penuh tanggung jawab.
“Kalau bantuan ini disalahgunakan, dampaknya balik ke diri sendiri. Kami beri kepercayaan, jadi tolong jaga,” tutup Gibran.***
Artikel Terkait
Ingin Ikut Upacara di Istana? Simak Syarat dan Alur Pendaftarannya Berikut Ini!
Seleksi Guru Sekolah Rakyat Tahap 2 Dibuka! 853 Formasi ASN PPPK Menanti Penempatan Nasional
Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Membingungkan, KPK Jangan Jadi Penegak Hukum Berbau Pesanan
Persoalkan Keaslian Ijazah Pejabat Hak Warga Negara, Jangan Jadikan Hukum sebagai Alat Represi
Kasus Tom Lembong, Prof Didik: Rezim Jokowi Paling Vulgar Lakukan Kriminalisasi