KONTEKS.CO.ID - Sandiaga Salahuddin Uno melalui akun X-nya, @sandiuno mengabarkan salah satu ekonom terbaik di Indonesia, Kwik Kian Gie, telah meninggal dunia.
Bagi tokoh ekonomi dan politik, namanya sangat familiar. Sebab pria kelahiran 1935 di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu malang melintang di dunia bisnis, politik hingga pendidikan.
Setelah lulus SMA, kecerdasan Kwik mengantarkannya studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tapi ia hanya melakoninya selama satu tahun.
Baca Juga: HP vivo Y400 Meluncur dengan Snapdragon 685 dan Baterai 6.000 mAh, di Indonesia Harga Berapa?
Ternyata tujuannya menempuh pendidikan di UI hanya untuk persiapan. Pada tahun 1956, Beliau melanjutkan pendidikan ekonominya ke Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam.
Kampus tersebut kini bernama Erasmus Universiteit Rotterdam. Ia lulus pada 1963.
Banyak ekonom besar Indonesia yang pernah menduduk posisi tinggi dalam politik nasional adalah alumni dari Erasmus Universiteit Rotterdam.
Baca Juga: Gugatan Serius! UU Kementerian Negara Digugat Gara-Gara Wamen Rangkap Jabatan
Di antara mereka ada nama Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta. Kemudian mantan menteri sekalgus begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo, Radius Prawiro, dan Arifin Siregar.
Menata Hidup Sejak SMA
Sejak menempuh pendidikan di bangku SMA, Kwik sudah paham apa yang dikehendakinya dalam hidup. Dalam perbincangan dengan salah satu wartawan, ia menegaskan, sejak di bangku SMA sudah merasa bahwa kehadirannya di dunia hanya berarti kalau karyanya bermanfaat bagi orang banyak.
Perwujudan konkretnya adalah jika Kwik berhasil ikut serta dalam penyelenggaraan negara, maupun dalam pendidikan.
Baca Juga: Gugatan Serius! UU Kementerian Negara Digugat Gara-Gara Wamen Rangkap Jabatan
Di tahun 1954, Beliau membangun SMA Erlangga di Surabaya, dan ia sendiri menjadi murid kelas 3 SMA tersebut dan lulus tahun 1955.
Di tahun 1968, Kwik menjadi anggota pengurus Yayasan Trisakti. Beranjak di tahun 1982, bersama-sama Prof Panglaykim, mereka membangun sekolah MBA yang pertama di Tanah Air. Namnya Institut Manajemen Prasetiya Mulya.
Lalu dua dekade kemudin, Kwik bersama Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko membangun Institut Bisnis Indonesia (IBI). Nama institusi ini kini telah berubah menjadi Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (Kwik Kian Gie School of Business).
Baca Juga: Kesal, Trump Deadline Putin Akhiri Perang Rusia di Ukraina dalam 10-12 Hari ke Depan
Kwik juga menekui dunia bisnis. Profesinya itu dilakoni sambil menulis di berbagai media massa tentang ekonomi dan politik.
Tahun 1987 ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDIP). Di tahun yang sama Beliau mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja MPR.
Saat Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum DPP PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan, Kwik menempati jabatan Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.
Sebagai kader PDIP, ia pernah menjadi Wakil Ketua MPR, Menko EKUIN, anggota Komisi IX DPR, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. ***
Untuk semua pengabdiannya, mendiang mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana RI. ***
Artikel Terkait
Kabar Duka: Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia di RS Mayapada Jakarta
Hadiah Tak Terduga! Kepala BPKP Hadiahi Prabowo Uang Kuno Bertandatangan Soemitro
KRI Bung Hatta 370 Tambah Armada Tempur TNI AL, Kapal Perang Buatan Dalam Negeri
Ade Armando Bilang Wapres Terdahulu Itu Lewat! Termasuk Hatta hingga Habibie: Pokoknya Gibran is the Best
Indonesia Berduka, Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun