Kawasan Asia Tenggara memang mencatat peningkatan kasus dan rawat inap, tapi tidak ditemukan tanda bahwa XFG menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Epidemiolog Tegaskan Mutasi adalah Hal Normal
Baca Juga: Apa Itu 'One Day or Day One': Tren Viral yang Bikin Baper di Media Sosial
Dr Alex Allen dari UK Health Security Agency juga menyatakan bahwa mutasi virus seperti XFG adalah hal yang normal.
Menurutnya, tidak ada bukti varian ini lebih mematikan.
Ia menambahkan bahwa pihaknya terus memantau evolusi virus, termasuk XFG.
Dengan data yang tersedia saat ini, masyarakat diimbau tetap waspada tapi tidak perlu panik.
Baca Juga: Indonesia Teken Kesepakatan dengan Turki untuk Dua Kapal Fregat Kelas I
Protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Varian Stratus mungkin lebih cepat menyebar, tapi hingga kini belum terbukti menyebabkan gejala yang lebih berat.
Pemerintah dan otoritas kesehatan terus memantau perkembangan varian ini secara ketat.***
Artikel Terkait
KPK Duga Topan Ginting Dapat Perintah Terima Suap, dari Siapa?
Fokus Dampingi Hasto, Nasib Kongres PDIP Kini Tak Jelas Juntrungannya
Indonesia Teken Kesepakatan dengan Turki untuk Dua Kapal Fregat Kelas I
WNI Aman dari Konflik Bersenjata Kamboja-Thailand
Telkom Gelar Indonesia Digital Learning 2025, Dukung Seluruh Guru Cakap Digital