• Senin, 22 Desember 2025

Hati-Hati, Kementerian Dikdasmen Menegaskan Tidak Ada Toleransi untuk Perpeloncoan

Photo Author
- Sabtu, 12 Juli 2025 | 10:15 WIB
Mendikdasmen Prof Abdul Mu'ti saat memberikan orasi kebangsaan di acara Pelantikan dan Halal Bihalal Pengurus Pusat IKALUIN Jakarta periode 2025-2030. Dia menyinggung soal ijazah palsu. (IG.com @uinjktofficial)
Mendikdasmen Prof Abdul Mu'ti saat memberikan orasi kebangsaan di acara Pelantikan dan Halal Bihalal Pengurus Pusat IKALUIN Jakarta periode 2025-2030. Dia menyinggung soal ijazah palsu. (IG.com @uinjktofficial)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan pihak sekolah dan dinas pendidikan wajib mengawasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) agar bebas dari aksi perpeloncoan.

“Tidak perlu sanksi berat, tapi jika terbukti ada praktik perpeloncoan, tentu akan diberikan teguran atau peringatan tegas,” ujar Mu'ti usai acara Peluncuran MPLS Ramah di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Jumat kemarin.

Mu'ti mengakui, kasus kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah masih cukup tinggi.

Karena itu, ia mendorong agar MPLS tahun ini membawa semangat baru yang lebih positif bagi siswa baru.

Baca Juga: Kementerian Dikdasmen Tunggu Instruksi Presiden soal Pendidikan Dasar Gratis, Termasuk Sekolah Swasta

“Kita ingin menjauhkan segala bentuk perundungan, baik fisik, verbal, terkait suku, agama, atau keyakinan,” ucapnya.

“Sekolah harus benar-benar menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa untuk belajar dan menggapai cita-cita.”

Ia juga menekankan agar seluruh kegiatan MPLS yang berlangsung selama lima hari di seluruh satuan pendidikan diawasi ketat dinas terkait dan pihak sekolah.

Menurutnya, MPLS seharusnya menjadi ruang edukasi yang membangun kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan.

Baca Juga: Cara Membuat Twibbon untuk MPLS 2025 dengan Mudah dan Cepat

Pada kesempatan yang sama, Kemendikdasmen resmi meluncurkan konsep baru MPLS untuk tahun ajaran 2025/2026.

Mu'ti menyebut, MPLS bukan lagi ajang adu kekuatan antara senior dan junior, melainkan momen untuk beradaptasi dan saling mengenal di lingkungan baru.

“MPLS bukan masa unjuk kekuasaan senior kepada junior, tapi masa bagi murid baru untuk mengenal lingkungan belajar, menemukan teman baru, dan menumbuhkan semangat menjadi pribadi yang lebih baik melalui pendidikan,” jelas Mu'ti.

Ia berharap seluruh sekolah di Indonesia bisa menjalankan MPLS dengan suasana yang ramah dan inspiratif, tanpa adanya praktik-praktik yang menimbulkan ketakutan bagi siswa baru.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X