Kemudian, adanya aktivitas atmosfer intra-musiman, seperti MJO dan Gelombang Ekuator juga ikut berpengaruh.
Gangguan MJO masih terdeteksi di wilayah timur Indonesia, yakni di Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua, yang mendorong pertumbuhan awan-awan hujan.
Baca Juga: 24 Calon Duta Besar RI Telah Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan di DPR, Siapa Saja?
Begitupun dengan gelombang ekuator seperti Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency turut memperkuat proses konveksi.
Terutama di Sumatera bagian Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara, dan beberapa daerah di selatan Jawa.
"Kelembaban udara yang tinggi dan suhu muka laut yang hangat semakin mendukung proses pembentukan awan hujan di berbagai wilayah," tulis BMKG.***
Artikel Terkait
Gempa Bumi Terkini Magnitudo 5,0 Guncang Pangandaran, Begini Hasil Analisis BMKG
Peringatan Dini BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter, Ini Wilayah dan Pemicunya
BMKG: 19 Persen Wilayah Indonesia Masuki Musim Kemarau
Gempa Terkini M6,4 Guncang Kepulauan Talaud, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa Bumi Terkini Guncang Kota Sabang Aceh, BMKG Sebut Tak Berpotensi Tsunami