• Senin, 22 Desember 2025

Prabowo Diundang Presiden Rusia Vladimir Putin, Kewibawaan dan Kepercayaan Dunia

Photo Author
- Senin, 16 Juni 2025 | 12:45 WIB
Prabowo diundang bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin  (Instagram @prabowo))
Prabowo diundang bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin (Instagram @prabowo))


KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto memenuhi undangan Presiden Rusia, Vladimir Putin berkunjung pada 18-20 Juni 2025 mendatang.

Dalam kunjungannya di Rusia, Prabowo akan menghadiri forum ekonomi bergengsi Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menilai, undangan Putin itu menunjukkan Prabowo dipercaya oleh dunia internasional.

Baca Juga: Dulu Sepi dan Terlupakan, Kini Gunungkidul Bersinar Lewat Desa Wisata Terbaik Dunia

"Itu menunjukkan kewibawaan dan kepercayaan dunia internasional terhadap Pak Prabowo dan juga kepercayaan dalam negeri yang sangat tinggi," ujar Maruarar dalam pernyataannya kepada wartawan, pada Senin, 16 Juni 2025.

Maruarar juga menyoroti gaya politik Prabowo yang dinilai memiliki prinsip 'seribu teman terlalu sedikit'.

"Politik Pak Prabowo itu kan 'satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit', karena itu Pak Prabowo banyak merangkul tokoh-tokoh nasional seperti Pak Jokowi, Pak SBY," ujarnya.

Baca Juga: Inilah Sosok Calon Pengganti Alexander Ramlie yang Siap Pimpin Amman Mineral ke Depan

Menilik ke belakang, Prabowo memang pernah menekankan prinsip netralitas yang dirinya pegang sejak awal kampanye sebagai Presiden.

Kala itu, Prabowo menilai filosofi yang dipegangnya sederhana namun dinilai sulit.

"Seribu teman terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak. Kalimat ini sangat sederhana tapi sulit untuk diwujudkan," ucap Prabowo di ADF 2025 di Antalya, Turki, pada April 2025 lalu.

Prabowo menilai, filosofi tersebut juga menjadi fondasi suksesnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN.

Baca Juga: Di Tangan Prabowo, Pekan Ini Polemik 4 Pulau Aceh yang Berpindahtangan ke Sumut Akan Tuntas

Orang nomor 1 di Indonesia itu kemudian menyebut, meski ada perbedaan, ASEAN cenderung memilih berdialog daripada bertikai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X