KONTEKS.CO.ID - Puncak ibadah haji tahun 2025 sudah selesai. Kini para jemaah mulai pulang ke Tanah Air.
Secara umum semua proses berjalan lancar. Namun, masih ada kendala dihadapi Kementerian Agama (Kemenag) dalam penyelenggaraan haji untuk jemaah Indonesia.
Selain ramai permasalahan bus jemputan jemaah dari Muzdalifah ke Mina, juga ada permasalahan mengenai katering makanan.
Diketahui bahwa pada 14-15 Zulhijjah 1446 H atau 10-11 Juni 2025, distribusi makanan untuk sejumlah jemaah terganggu.
Hal tersebut menyebabkan jemaah tidak mendapatkan bagian makanannya.
Katering untuk jemaah haji Indonesia ini disiapkan oleh dapur penyedia makanan yang dikoordinasi oleh BPKH Limited.
“Kemarin ada keterlambatan distribusi makanan,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar di Makkah, dikutip dalam laman resminya, Kamis, 12 Juni 2025.
Kata Nasaruddin, jemaah yang tidak mendapat makanan akan mendapatkan kompensasi berupa uang dari pemerintah.
“Kita sudah antisipasi dengan cara jemaah yang tidak dapat makanan dikasih kompensasi uang,” terangnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Terpantau Naik! Benarkah Ini Waktu yang Tepat untuk Investasi?
Jemaah haji mendapat layanan katering selama berada di Makkah dengan total mendapat 84 kali makan.
Selain itu, jemaah haji Indonesia juga mendapat 15 kali makan dalam fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Artikel Terkait
Muhadjir Effendy: Penggunaan Bandara Taif Bisa Pangkas Biaya dan Masa Tinggal Jemaah Haji
Wacana Pengurangan Kuota Haji 2026 Hingga 50 Persen, Indonesia Negosiasi dengan Arab Saudi
Gelombang Pertama Kepulangan Jemaah Haji Tiba di Tanah Air
Dikepalai Gus Irfan Yusuf, BP Haji Ambil Alih Penyelenggaraan Haji Mulai 2026
Oleh-Oleh Haji Regular Bebas Pajak dan Bea Masuk, Nilainya Mencapai Rp2,4 Miliar