“Guru honorer ini juga akan mendapatkan Rp300 ribu per bulan untuk dua bulan, yaitu Rp600 ribu,” kata Menkeu.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemilihan BSU sebagai bentuk stimulus, menggantikan rencana diskon listrik, didasarkan pada kesiapan data dan efektivitas eksekusi.
“Kita sudah rapat di antara para menteri, dan untuk pelaksanaan diskon listrik ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat. Sehingga kalau kita tujuannya adalah untuk Juni dan Juli, kami memutuskan [diskon ini] tak bisa dijalankan,” ujarnya.
Baca Juga: Demo 3 Juni Batal! Presiden Partai Buruh: BUMN dan Danatara Ngajak Berunding
Karena itu, pemerintah memutuskan mengalihkan anggaran ke program subsidi upah yang datanya sudah valid.
“Sama seperti tadi data Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dan sekarang karena BPJS Ketenagakerjaan datanya sudah clean, untuk betul-betul pekerja yang di bawah Rp3,5 juta dan sudah siap, maka kami memutuskan dengan kesiapan data dan kecepatan program untuk mentargetkan ke bantuan subsidi upah,” kata Sri Mulyani.
Kebijakan ini menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi dengan total nilai Rp24,44 triliun yang ditandatangani pemerintah dan didorong langsung oleh Prabowo.
Baca Juga: Timnas China Berangkat ke Jakarta Bawa 25 Pemain, Berikut Daftarnya
Langkah ini merupakan upaya konkret pemerintah menjaga daya beli masyarakat kelas menengah-bawah di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.***
Artikel Terkait
Seskab Teddy Tegaskan Dukungan Presiden Prabowo agar Papua Nugini Bisa Bergabung ke ASEAN
Momen Presiden Prabowo dan Macron Berwisata di Candi Borobudur
Presiden Prabowo Antar Macron Berangkat ke Singapura dari Yogyakarta
Mengenal Sparkling Apple Cider, Minuman Non Alkohol saat Presiden Prabowo Menjamu Macron
Presiden Prabowo Sebut Banyak Pejabat yang Tak Punya Mental Jadi Wakil Rakyat