• Minggu, 21 Desember 2025

Kontroversi Kepala BGN soal Anak Minum Susu 2 Liter Sehari, Netizen: Bapak Bohongnya Kelewatan

Photo Author
- Sabtu, 31 Mei 2025 | 09:15 WIB
Pernyataan Kepala BGN,  anak minum susu 2 liter sehari jadi viral dan menuai pro-kontra di tengah masyarakat. (Instagram @badangizinasional.ri)
Pernyataan Kepala BGN,  anak minum susu 2 liter sehari jadi viral dan menuai pro-kontra di tengah masyarakat. (Instagram @badangizinasional.ri)

KONTEKS.CO.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya tentang anak minum susu dua liter sehari untuk menunjang pertumbuhan anak.

Pernyataan anak minum susu 2 liter sehari jadi viral dan menuai pro-kontra di tengah masyarakat.

"Bpk BOHONGnya kelewatan, anak kecil dikasih minum susu 2liter/hari. American Academy of Pediatrics : Kelebihan Minum Susu (tidak lebih dari tiga gelas susu 250ml), berakibat pada Gangguan Pencernaan, kelebihan Kalori, Kelebihan Kalsium dan Protein, Anemia," tulis akun X @***gmonica yang dilansir pada Sabtu, 31 Mei 2025.

Baca Juga: Jejak Dewi Astutik, Bos Narkoba asal Ponorogo ini Buron Sabu Senilai Rp5 T: Dia Perekrut Kurir Ulung

 

Kontroversi berawal dari pernyataan Dadan saat mengunjungi Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil di Bangkalan, Jawa Timur.

Dalam kunjungan tersebut, ia membagikan kisah pribadinya tentang membesarkan dua putranya yang diwajibkan mengonsumsi susu setiap hari hingga mereka duduk di bangku kelas 2 SMA.

Dadan mengungkapkan, anak bungsunya pernah minum susu hingga dua liter per hari dan kini memiliki tinggi badan 185 cm.

Sedangkan sang kakak memiliki tinggi 181 cm. "Pasti semua salah paham," ujar Dadan saat dikonfirmasi, Kamis, 29 Mei 2025.

Dadan menegaskan, anak minum susu dua liter sehari bukanlah anjuran resmi,melainkan pengalaman pribadi yang tidak dijadikan dasar kebijakan dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baca Juga: Kronologi Lisa Mariana Diduga Penipuan Jastip Piyama Murah Kuala Lumpur, Konon Korbannya Banyak

Namun, banyak yang menilai pernyataan tersebut tidak realistis dan justru dapat mengaburkan substansi penting dari pesan gizi yang ingin disampaikan oleh pemerintah.

Di tengah kritik tersebut, Dadan tetap membela pernyataannya sebagai bentuk kebebasan dalam berbagi pengalaman keluarga.

Dia menyatakan, membesarkan anak adalah urusan yang sangat personal, dan setiap orang tua tentu memiliki pendekatan masing-masing.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X