KONTEKS.CO.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan pihaknya telah menutup sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani di Bogor.
Hal itu menyusul insiden keracunan massal yang menimpa lebih dari 200 siswa, setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan SPPG Bina Insani.
Dalam jumpa pers di Gedung Ombudsman, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025, Dadan menyebutkan hasil investigasi laboratorium menemukan adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonela pada beberapa komponen makanan yang disajikan.
Bakteri tersebut teridentifikasi berasal dari telur ceplok yang digunakan dalam bumbu barbeku, tumis toge, dan tahu.
“Sementara untuk di Bina Insani distop dahulu. Kami melakukan evaluasi mendasar dan inspeksi sudah dilakukan,” ujar Dadan.
Ia menambahkan kantin Bina Insani termasuk salah satu yang dianggap baik di wilayah Bogor.
Namun, standar kebersihan dan keamanan pangan masih perlu ditingkatkan, agar selaras dengan standar yang ditetapkan BGN.
“Tetap harus dinaikkan kelasnya dengan mengikuti standar badan gizi,” katanya.
Selama standar tersebut belum terpenuhi, SPPG tidak akan diizinkan untuk kembali beroperasi.
Evaluasi akan difokuskan pada aspek higienitas dapur, proses pengolahan makanan, hingga keamanan bahan baku.
“Kami akan lihat berapa lama itu akan bisa dipenuhi. Tunggu saja sampai akhirnya bisa berjalan lebih baik,” ujarnya.***
Artikel Terkait
Badan Gizi Nasional Buka Suara soal 210 Siswa di Bogor Keracunan Makan Bergizi Gratis
Kepala BGN Sebut Kasus Keracunan MBG dari SPPG Berpengalaman, Ungkap Rencana ke Depan