Pergerakan ini menyebabkan terbentuknya awan hujan secara signifikan di wilayah-wilayah terdampak.
Sementara itu, labilitas lokal adalah kondisi atmosfer yang memungkinkan udara naik dengan cepat karena lebih ringan dari udara sekitarnya.
Hal ini umum terjadi saat siang hari ketika matahari memanaskan permukaan bumi.
Baca Juga: KKB Bebaskan Pasutri Pendulang Emas yang Jadi Tawanan di Yahukimo karena Orang Asli Papua
“Kondisi ini sering terjadi di wilayah dengan pemanasan matahari yang kuat atau adanya perbedaan suhu antara berbagai ketinggian,” kata dia.
Wilayah yang saat ini masih mengalami hujan termasuk Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Daerah-daerah tersebut masih terpengaruh oleh dinamika lokal dan regional yang memperpanjang aktivitas hujan.
Namun, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang, petir, dan banjir lokal, terutama di daerah-daerah yang masih rentan akan perubahan iklim dan peralihan musim.***
Artikel Terkait
Menteri Prabowo Berbondong-bondong Temui Jokowi di Solo, PKS Singgung Soal ‘Matahari Kembar’
Akhirnya Ada Kepastian, CPNS dan PPPK Segera Dapat NIP dan Tunggu Proses Pengangkatan
Sebut Rencana Evakuasi 1.000 Korban Luka di Gaza untuk Membantu, Ini Penjelasan Presiden Prabowo
Respons Pihak Ridwan Kamil Usai Lisa Mariana Buka Suara: Silakan Bicara Suka-sukanya
Sejumlah Wilayah Masih Hujan Lebat Meski Sudah Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG