2022: Rp634 miliar
2023: Rp882 miliar
2024: Rp1,2 triliun
Target 2025: Rp1,35 triliun
Transparansi dan Efektivitas Pengelolaan Zakat
Prabowo menegaskan bahwa pengelolaan zakat harus dilakukan secara transparan dan efektif agar benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Pekerjaan pemerintahan kita harus transparan, efektif, dan sampai ke mereka yang membutuhkan. Pengelolaannya juga harus sebersih-bersihnya dan setertib-tertibnya,” katanya.
Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya berzakat sebagai bentuk kepedulian sosial dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan.
“Dengan berzakat, kita dapat berbagi dengan sesama, menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan menghindarkan diri dari sifat kikir,” tuturnya.
Baca Juga: Laba Melesat hingga USD11,4 Juta, Saham BOAT Melonjak 16,84 Persen
Bagaimana Zakat Dapat Menghapus Kemiskinan?
Jika dana Rp30 triliun dari zakat benar-benar dialokasikan untuk mengentaskan kemiskinan, beberapa skema bisa dilakukan, seperti:
-
Program bantuan langsung tunai untuk keluarga miskin ekstrem.
-
Penyediaan modal usaha mikro untuk meningkatkan kesejahteraan.
-
Pembangunan infrastruktur dasar seperti rumah layak huni dan akses air bersih.
-
Beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Artikel Terkait
Zakat Mobil, Wajibkah Pemiliknya Bayar? Ini Penjelasan Syariatnya
BAZNAS Wujudkan SDGs dengan Pemberdayaan Umat Lewat Zakat
Ini Besaran Zakat Fitrah 2025 dan Fidyah yang Sudah Ditetapkan BAZNAS RI
Zakat Fitrah: Hukum, Waktu Pembayaran, dan Keutamaannya bagi Umat Islam
Mengenal Istilah Penting dalam Zakat: Kunci Memahami Kewajiban dan Keberkahannya