metro

Jejak Gelap Istilah ‘ACAB’, dari Grafiti Inggris ke Rencana Kerusuhan di Jakarta

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:10 WIB
Misteri di Balik ACAB dan 1312 (foto: IMDb)

KONTEKS.CO.ID - Penangkapan tiga terduga provokator bertajuk ‘ACAB’ di Jakarta, baru-baru ini, kembali memunculkan pertanyaan publik soal asal-usul istilah tersebut.

ACAB merupakan akronim dari ‘All Cops Are Bastards’, sebuah slogan yang berusia hampir satu abad dan kerap muncul dalam gelombang protes di berbagai negara.

Istilah ini berasal dari Inggris pada awal 1920-an dan 1930-an.

Baca Juga: Tiga Provokator ‘ACAB’ Ditangkap Polda Metro Jaya, Begini Penjelasannya

Saat itu, ungkapan bernada antipenegak hukum tersebut muncul dalam bentuk grafiti dan coretan dinding.

Pada dekade 1940-an, ACAB semakin dikenal setelah sebagian kelompok kriminal jalanan dan geng pekerja bergaya Teddy Boys mulai menggunakannya sebagai bentuk perlawanan simbolik terhadap polisi.

Slogan ini memperoleh popularitas baru pada 1970–1980-an melalui subkultur punk dan skinhead.

Baca Juga: Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Bertambah Jadi 22 Orang, Petugas Berjuang Tembus Lantai Penuh Asap

Banyak kelompok musik punk di Inggris mengadopsi ACAB sebagai ekspresi ketidakpercayaan terhadap otoritas.

Itu terutama setelah meningkatnya ketegangan antara polisi dan komunitas kelas pekerja selama masa pemerintahan Margaret Thatcher.

Memasuki era 1990–2000-an, ACAB tidak lagi sekadar tulisan di dinding atau lirik lagu.

Baca Juga: Telkom Akses Gerak Cepat Pulihkan Jaringan Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatera

Istilah ini meluas bersamaan dengan munculnya budaya hooligan, grafiti jalanan, serta forum-forum internet awal.

Dalam sejumlah kasus, kepolisian di Eropa memasukkan ACAB sebagai bagian dari simbol-simbol ekstremis yang dapat diasosiasikan dengan tindakan kekerasan.

Halaman:

Tags

Terkini