metro

BMKG Angkat Bicara Soal Mikroplastik di Air Hujan Jakarta, BRIN Beberkan Fakta yang Mengejutkan!

Minggu, 2 November 2025 | 13:30 WIB
BMKG dan BRIN bahas temuan mikroplastik di air hujan Jakarta yang bikin publik heboh. (canva.com)

KONTEKS.CO.ID - Isu mengenai air hujan di Jakarta yang mengandung mikroplastik tengah menjadi sorotan publik setelah hasil riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dirilis.

Studi tersebut menemukan adanya partikel mikroplastik di hampir semua sampel air hujan yang diuji dari berbagai titik di Ibu Kota.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan memicu tanggapan dari berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baca Juga: Mengenal Badai Sumatra yang Mengancam Singapura, Bisa Datang Tiba-Tiba

Riset BRIN: Mikroplastik Ada di Setiap Sampel Air Hujan

Penelitian yang dilakukan oleh BRIN sejak tahun 2022 ini dipimpin oleh Profesor Riset Oseanografi, Muhammad Reza Cordova.

Dalam laporannya, Reza menyebut bahwa mikroplastik ditemukan di semua sampel air hujan yang diperiksa di wilayah Jakarta, dengan jumlah rata-rata mencapai 15 partikel per meter persegi setiap harinya.

Menurut Reza, mikroplastik tersebut berbentuk fragmen kecil plastik dan serat sintetis yang diduga berasal dari berbagai sumber.

Baca Juga: Badai Sumatra Mengancam Singapura dan Semenanjung Malaya

“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” jelas Reza dalam laman resmi BRIN, Sabtu, 1 November 2025.

Ia juga menambahkan bahwa jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah poliester, nilon, polietilena, polipropilena, dan polibutadiena.

Reza menegaskan bahwa temuan ini menjadi bukti bahwa polusi plastik kini telah memasuki siklus air hujan dan udara perkotaan.

“Ini artinya, partikel mikroplastik tidak hanya mencemari tanah dan laut, tetapi juga ikut beredar di atmosfer dan terbawa turun bersama air hujan,” ujar Reza.

Baca Juga: Indonesia Bangkit! Sabar-Reza, Jonatan, Putri KW Kompak Masuk Final Hylo Open 2025

BMKG: Belum Uji Mikroplastik, Akan Koordinasi dengan BRIN

Menanggapi laporan BRIN tersebut, BMKG menegaskan bahwa pihaknya belum melakukan pengamatan atau pengujian kandungan mikroplastik pada air hujan di Jakarta.

Namun, BMKG berencana untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BRIN agar hasil penelitian bisa dikaji secara mendalam.

“Terkait mikroplastik ini, di BMKG kita tidak melakukan pengamatan ataupun pengujian hujan untuk mikroplastik,” ujar Dr. A. Fachri Radjab, Direktur Informasi Perubahan Iklim BMKG, dalam konferensi pers Kesiapsiagaan Menghadapi Puncak Musim Hujan yang disiarkan via Zoom Meeting, Sabtu, 1 November 2025.

Baca Juga: 'Scam Farms', Waspada Wajah Baru Kejahatan Terorganisir di Asia Tenggara!

Fachri juga menyebutkan bahwa koordinasi dengan BRIN akan dilakukan guna memperkuat data dan mengembangkan pemantauan lingkungan berbasis sains.

“Mungkin nanti kita akan coba cek lebih lanjut dan bisa diinformasikan juga dari teman-teman BRIN,” tambahnya.

KLHK: Mikroplastik Bisa Berasal dari Banyak Sumber

Dari sisi pemerintah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut memberikan pandangannya mengenai isu ini.

Baca Juga: Mantul, Aldila Sutjiadi-Janice Tjen Tembus Final Chennai Open 2025: Merah Putih Bakal Berkibar 2 Kali!

Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lingkungan KLHK, Erik Teguh Primiantoro, menyatakan bahwa fenomena mikroplastik sebenarnya bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di Jakarta.

“Isu mikroplastik ini bisa terjadi di mana-mana dengan sumber yang beragam. Sampah kita berasal dari berbagai praktik yang belum tepat. TPA pun banyak, dan sebagian sampah kita tersebar di darat, laut, sungai, dan udara,” kata Erik ditemui usai acara Indo-Pacific Plastics Innovation Network di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

Ia menegaskan pentingnya pengelolaan plastik dari sumbernya agar tidak mencemari lingkungan.

“Yang paling penting, kita harus mencegah dari sumbernya. Plastik harus diolah dengan baik, jangan langsung dibuang ke lingkungan,” tegas Erik.

Halaman:

Tags

Terkini