Baca Juga: Indomie Dilarang di Taiwan Karena Zat Berbahaya? Ini Penjelasan Lengkap BPOM dan Indofood!
Garda juga meminta agar dilakukan audit investigatif terhadap potongan tambahan sebesar 5 persen yang selama ini diterapkan aplikator.
Mereka merasa potongan ini tidak transparan dan memberatkan.
Program Aplikasi yang Dinilai Merugikan Driver
Tak hanya soal potongan dan tarif, Garda Indonesia juga menyuarakan penolakan terhadap beberapa fitur dan program dalam aplikasi yang dianggap merugikan driver.
Beberapa di antaranya adalah program Aceng, Slot, Multi Order, hingga Member Berbayar.
Baca Juga: Konser Jackson Wang di Jakarta 18 Oktober 2025 Resmi Ditunda, Tiket Akan Dijadwalkan Ulang
Menurut para pengemudi, fitur-fitur tersebut justru menekan pendapatan mereka karena menambah beban tanpa jaminan penghasilan yang lebih baik.
Mereka meminta fitur-fitur tersebut segera dihapus.
Tuntutan besar lainnya adalah pencopotan Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, yang dinilai gagal membela kepentingan pengemudi ojol.
Garda juga menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas kematian Affan Kurniawan, yang mereka sebut sebagai Tragedi 28 Agustus 2025.
Baca Juga: Primetime Emmy Awards 2025: Adolescence Mendominasi, The Pitt Ungguli Favorit, Panggung Penuh Pesan
“Hari Perhubungan Nasional seharusnya jadi momen membanggakan. Tapi di era Dudy Purwagandhi, malah jadi simbol kegagalan,” tegas Igun.
Dampak Demo dan Imbauan untuk Masyarakat
Aksi ini dipastikan akan berdampak besar pada layanan transportasi online di Jakarta dan sekitarnya.
Garda Indonesia sudah memastikan bahwa sebagian besar pengemudi ojol akan log out dari aplikasi selama aksi berlangsung.
Masyarakat pun diimbau untuk menyiapkan alternatif transportasi, baik menggunakan kendaraan pribadi, transportasi umum, atau bahkan carpooling.