KONTEKS.CO.ID - Pemasangan instalasi hitung mundur atau countdown menuju perayaan 500 tahun Jakarta di Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuai kritik dari masyarakat.
Instalasi digital yang mulai menyala sejak Jumat, 31 Juni 2025 tersebut dianggap terlalu dini dan tidak memiliki urgensi yang jelas, mengingat perayaan setengah milenium Jakarta baru akan berlangsung pada 22 Juni 2027.
Sejumlah warga mempertanyakan manfaat dari pemasangan countdown ini. Beberapa menilai bahwa dana yang digunakan seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti penanganan banjir atau perbaikan fasilitas publik.
Baca Juga: Sekjen Gerinda Ahmad Muzani Menanggapi Rumor Reshuffle Kabinet
Komentar di media sosial juga menyoroti estetika dan lokasi pemasangan yang dianggap kurang tepat.
Salah satu warganet menyatakan, instalasi hitung mundur adalah langkah pemborosan untuk menghabiskan anggaran Pemprov DKI Jakarta.
“Kata gue ini ngabis-ngabisin anggaran Jakarta. Ngapain, masih 754 hari lagi dihitung mundur. Kan lama banget ya,” ujar Rizal Muhammad.
Alasan DKI Persiapan Jangka Panjang
Menanggapi kritik tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menjelaskan bahwa pemasangan countdown merupakan bagian dari persiapan jangka panjang menuju perayaan 500 tahun Jakarta.
Baca Juga: Mentan Andi Bongkar Keanehan Stok Beras di Gudang Cipinang, Sebut Permainan 'Mafia'
Ia menekankan bahwa dua tahun bukanlah waktu yang lama untuk mempersiapkan rangkaian acara besar.
“Dua tahun cepat, loh. Kita enggak berasa empat bulan sudah (menjabat) nih. Kita saja sama Pak Gub sudah empat bulan. Cepat dua tahun itu,” ujar Rano.
Rano juga menegaskan bahwa pemasangan countdown tidak membuang-buang anggaran dan merupakan bagian dari upaya membangun antusiasme serta partisipasi publik sejak dini.
Ia menyatakan bahwa instalasi tersebut akan tetap menyala hingga masa jabatan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno berakhir pada 2030 mendatang.