• Minggu, 21 Desember 2025

Sekeluarga Bunuh Diri di Penjaringan Luka Parah di Kepala, Polisi Masih Cari Penyebabnya

Photo Author
- Minggu, 10 Maret 2024 | 10:47 WIB
Polisi masih cari penyebab sekeluarga di Penjaringan, Jakarta Utara, bunuh diri (Pixabay)
Polisi masih cari penyebab sekeluarga di Penjaringan, Jakarta Utara, bunuh diri (Pixabay)

KONTEKS.CO.ID - Polisi masih belum mengetahui penyebab sekeluarga di Penjaringan, Jakarta Utara, nekat bunuh diri, Sabtu, 9 Maret 2024 kemarin.

Sekeluarga itu bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sekeluarga bunuh diri itu yakni inisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL (18). Keempatnya mengalami luka parah dan tewas di lokasi kejadian.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, keempat korban tewas di depan lobi apartemen dalam kondisi yang mengenaskan karena bunuh diri.

"Untuk penyebab bunuh diri tersebut belum diketahui," ujar Gidion, mengutip Minggu, 10 Maret 2024.

Kapolsek Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya menjelaskan kronologi 4 orang itu melompat dari lantai 22 apartemen.

“Momen terakhir 4 korban yang kemungkinan masih satu keluarga ini terekam kamera pengawas,” ujar Agus.

“Kamera CCTV merekam mulai dari para korban tiba di apartemen hingga naik ke rooftop,” sambungnya.

Kronologi: Sebelum Terjun, Cium Kening


Pada Sabtu, 9 Maret 2024 sekitar pukul 16.02 WIB para korban mendatangi apartemen dengan mobil Grand Max warna silver bernomor polisi B 2972 PEQ.

“Mereka masuk ke apartemen,” kata Agus.

Pada pukul 16.04 WIB, para korban masuk dalam lift. Dalam tangga itu, terekam EA mulai mencium kening AEL, JWA, dan JL.

“Setelah mencium keningnya pihak AWL termonitor mengumpulkan ponsel-ponsel di tasnya. Lalu naik ke atas,” katanya.

Pada pukul 16.05 keempat korban bunuh diri ini tampak keluar dari lift tangga 21.

Kemudian mereka melintas melewati tangga darurat, dan naik ke anjungan apartemen.

“Kemudian pada pukul 16.21 WIB para korban jatuh bersamaan di depan mobil,” ucap Agus.

Seorang saksi berinisiaL DF mengetahui kejadian ini pertama kali.

Menurut Agus, DF sedang berjaga di depan pintu masuk apartemen. Di depan lobi, dia mendengar benturan keras di depan bangunan itu.

“Pada saat menoleh, ternyata ada empat mayat langsung tergeletak di depan lobi,” kata Agus.

Berdasarkan identifikasi tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Metro Jakarta Utara, keempat korban mengalami beberapa luka antara lain:

- EA: Luka parah di belakang kepala, pinggang, kedua tangan dan kaki patah

- AIL: Luka parah di belakang kepala, kedua tangan dan kaki patah

- JWA: Luka parah di belakang kepala, kedua tangan dan kaki patah

- JL: Luka parah di belakang kepala, kedua tangan dan kaki patah.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasim Lopi

Tags

Terkini

X