KONTEKS.CO.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan meluncurkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengatasi tingkat polusi udara yang tinggi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mulai awal pekan ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengungkapkan pihaknya telah mengajukan tanggal 21 atau 22 Agustus, serta tanggal 28 Agustus. Lalu, tanggal 2 dan 5 September waktu pelaksanaan TMC.
Pengambilan keputusan tersebut saat rapat antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan BMKG.
Sebagai langkah konkret, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengeluarkan standar untuk jenis dan penempatan alat dalam pelaksanaan TMC.
Hal ini bertujuan untuk memastikan efektivitas dari proses modifikasi cuaca ini.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan TMC namun masih menunggu kondisi awan hujan yang memadai.
Dalam hal ini, keberhasilan TMC sangat bergantung pada ketersediaan awan hingga dapat melakukan persemaian menjadi hujan.
Kekeringan yang akibat musim kemarau berdampak buruk terhadap kualitas udara, terutama di kawasan Jabodetabek.
Kurangnya hujan untuk mencuci polutan dan angin yang cenderung tenang menyebabkan penumpukan polutan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dwikorita mengungkapkan bahwa observasi BMKG menunjukkan angin di wilayah DKI Jakarta cenderung kalem atau tenang.
Hal ini mengakibatkan polutan sulit bergerak dan menumpuk dalam udara. Lantaran itu, pihaknya berharap dengan TMC dapat membantu memecah polutan dan meningkatkan kualitas udara di kawasan Jabodetabek.
Langkah ini menggambarkan upaya serius dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah polusi udara yang semakin meningkat di kawasan Jabodetabek.
Melalui kombinasi teknologi dan upaya kolaboratif, langit biru dan udara bersih segera menghiasi kembali langit kota-kota tersebut.***