• Senin, 22 Desember 2025

Kasus DBD di Jakarta Terus Meningkat, Ini Sebarannya di Enam Wilayah

Photo Author
- Senin, 17 Juli 2023 | 11:49 WIB
Kasus Demam Berdarah di jakarta Meningakt (pexels)
Kasus Demam Berdarah di jakarta Meningakt (pexels)

KONTEKS.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 2.745 di ibu kota.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebutkan, jumlah kasus DBD tersebut tercatat hingga 10 Juli 2023.

"Melaporkan data DBD DKI Jakarta per tanggal 10 Juli 2023. Total 2.745 kasus," ungkap Ngabila Salama dalam keterangan tertulis, Senin 17 Juli 2023.

Sekadar informasi, DKI melaporkan kasus DBD sebanyak 2.559 per 26 Juni 2023.

Disebutkan, kasus DBD mengalami penambahan sebanyak 186 dibandingkan sebelumnya per 26 Juni 2023 mencapai 2559 kasus.

Data tersebut akumulasi temuan kasus periode Januari-Juni 2023.

Rinciannya, Januari sebanyak 525 kasus, Februari 434 kasus, Maret 494 kasus.

Lalu, April 499 kasus, Mei 480 kasus, Juni 313 kasus.

Berikut sebaran wilayah kasus DBD di DKI Jakarta:

1. Jakarta Pusat: 246 kasus

2. Jakarta Utara: 563 kasus

3. Jakarta Barat: 669 kasus

4. Jakarta Selatan: 577 kasus

5. Jakarta Timur: 689 kasus

6. Kepulauan Seribu: 1 kasus.

"DBD penyakit endemis yang terus ada dan bertahan di Jakarta memiliki pola jumlah kasus yang sama di setiap tahunnya di mana akan mulai meningkat pada setiap bulan Bulan Desember dan akan mengalami puncak di Bulan April, lalu akan menurun kembali," jelas Ngabila.

Menurut Ngabila, upaya pengendalian penyakit menular telah dilakukan dengan sejumlah langkah pencegahan.

Di antaranya dengan mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat.

Ngabila pun mengimbau agar masyarakat melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus yakni:

- Menguras bak air
- Menutup bak air
- Menyingkirkan/mendaur ulang sampah

- Menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
- Menggunakan kelambu saat tidur.
- Menaruh ikan di penampungan air.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk.

"Mencegah sakit juga bisa dengan menyemprot rumah atau memakai repelent pada pagi dan sore hari waktu dimana nyamuk aedes aegepty aktif," kata Ngabila.
"Bisa juga memelihara ikan dan tanaman yang dibenci nyamuk seperti sereh, lavender, dan lain-lain," imbuhnya.

Untuk mencegah keparahan, masyarakat diimbau memeriksakan diri jika mengalami sakit agar dilakukan pemeriksaan darah lengkap atau pemeriksaan cepat DBD NS1 untuk mendiagnosis DBD secara cepat.

"Dengan deteksi dini dan penanganan segera pasien tidak akan dehidrasi dan mengakibatkan kematian," tandasnya.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasim Lopi

Tags

Terkini

X