KONTEKS.CO.ID - Penerapan penggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) di DKI Jakarta direspons DPRD dari PDIP dengan pesimistis.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meragukan efektifitas penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota.
Menurut PDIP Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, teknologi Artificial Intelligence (AI) mengurangi kemacetan hanya bersifat sementara.
"Kalau untuk mengurai kemacetan jangka panjang menurut saya penerapan teknologi AI tidak efektif. Ini sifatnya sementara saja," ujar Gembong Warsono kepada wartawan, dikutip Kamis 11 Mei 2023.
"Sebab ruas jalan dengan jumlah kendaraan di Jakarta sudah tidak seimbang," lanjutnya.
Untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, kata Gembong, PDIP perlu kebijakan yang berani dan berdampak besar.
Sebab, jumlah kendaraan dan panjang jalan di Ibu Kota sudah tidak sebanding lurus.
"Perlu ada terobosan yang luar biasa guna mengurai kemacetan di Jakarta dan tentunya membutuhkan keberanian mengambil kebijakan tidak populer," ujar Gembong.
"Misalnya pembatasan usia kendaraan. Namun ini membutuhkan kajian yang komprehensif, agar bisa terbangun keseimbangan antara ruas jalan dengan jumlah kendaraan yang beroperasi di Jakarta," sambungnya.
Selain kebijakan yang luar biasa, PDIP menilai mengurai kemacetan di Jakarta perlu kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah lainnya.
Gembong melihat kemacetan di Jakarta sama saja tak ada perubahan.
"Artinya tidak juga semakin parah, tapi juga tidak semakin terurai. Mengurai kemacetan Jakarta membutuhkan koordinasi baik dengan pemerintah pusat maupun daerah penyangga. Tidak mungkin ini bisa dikerjakan Pemprov DKI sendirian," jelasnya.
Diketahui, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Simpang Buaran, Jakarta Timur.
Penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI) tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di lokasi tersebut.
“Contohnya yang sudah dilakukan itu di Simpang Buaran, Jakarta Timur, dan ada beberapa titik lainnya,” kata Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo soal penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI), Rabu 10 Mei 2023.
Sebelumnya, penerapan teknologi AI diusulkan dilakukan dalam satu koridor perjalanan, yang terdiri dari 8 simpang serta 5 ruas jalan.
Namun, Google menilai penerapan AI dalam satu koridor kurang efektif, sehingga penerapan teknologi tersebut akan dilakukan terpisah di tiap simpang.
“Sebelumnya kami usulkan di satu koridor, yaitu mulai di Jalan Imam Bonjol, kemudian di Jalan Diponegoro, Proklamasi, Pramuka, sampai dengan ke Pemuda,” terang Syafrin.
Tapi, kata Syafrin, dari hasil analisis data Google kemudian dilakukan resetting terkait dengan cycle time traffic light di titik yang dipasang AI.
“Jadi artinya tidak akan bisa dilakukan pengaturan secara AI tadi, sehingga dilakukan pemisahan,” kata Syafrin.***