KONTEKS.CO.ID - Angina atau yang sering disebut angin duduk adalah kondisi yang menyebabkan rasa nyeri atau tekanan di dada akibat kurangnya aliran darah yang cukup ke jantung.
Meskipun sering disamakan dengan serangan jantung, angina tidak selalu merupakan serangan jantung, namun tetap memerlukan perhatian medis serius karena bisa menjadi indikasi adanya masalah jantung yang lebih besar.
Apa Itu Angina atau Angin Duduk?
Baca Juga: Babak Play-off Liga 2, Tiga Tim Sudah Dipastikan Degradasi ke Liga 3
Angina, juga dikenal sebagai angina pektoris, adalah gejala yang timbul ketika jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
Aliran darah yang terhambat ke jantung bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner.
Meskipun sering kali terasa seperti serangan jantung, angina pada umumnya tidak merusak otot jantung secara langsung.
Gejala Angina: Apa yang Harus Diperhatikan?
Baca Juga: Jadwal Liga 2 Babak 8 Besar Pekan Kelima, Dibuka PSPS Vs Persiraja
Gejala angina dapat bervariasi, namun umumnya mencakup:
Rasa sakit atau tekanan di dada: Biasanya terasa di tengah dada atau sedikit ke kiri, dan bisa menjalar ke lengan kiri, bahu, leher, atau punggung.
Kesulitan bernapas: Beberapa orang melaporkan merasa sesak napas saat mengalami angina.
Keringat dingin: Perasaan keringat yang tiba-tiba muncul di tubuh, terutama di sekitar dada atau wajah.
Baca Juga: Geger Mayat Wanita Cantik Dikubur Setengah Badan, Kaki Menonjol ke Atas
Pusing atau mual: Beberapa penderita angina juga merasa pusing atau bahkan mual.
Gejala ini bisa muncul setelah aktivitas fisik, stres emosional, atau bahkan setelah makan berat.
Namun, pada beberapa kasus, angina juga bisa terjadi saat istirahat.
Penyebab dan Faktor Risiko Angina
Baca Juga: Sempurna! Indonesia Tekuk Hong Kong 5-0 di Babak Pertama Badminton Asia Mixed Team Championship 2025
Angina terjadi ketika ada gangguan pada aliran darah yang menuju jantung.
Penyebab utama adalah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri yang mempersempit jalan darah ke jantung.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena angina, seperti:
Penyakit jantung koroner: Kondisi ini adalah penyebab utama angina karena arteri yang menyuplai darah ke jantung menyempit.
Baca Juga: Preview Sporting Lisbon vs Borussia Dortmund: Tuan Rumah Perkasa di Kandang
Tekanan darah tinggi: Tekanan darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, memperburuk penyempitan arteri.
Merokok: Merokok menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan memperburuk masalah aliran darah.
Diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol meningkatkan risiko pengembangan penyakit jantung dan penyumbatan arteri.
Kadar kolesterol tinggi: Kolesterol tinggi mempercepat pembentukan plak di arteri, menyebabkan penyumbatan dan pengurangan aliran darah.