lifestyle

Lagi Tren Perempuan 'Berkumis' di LinkedIn, Terbukti Ampuh Lebih Dilirik Perusahaan Pemburu Karyawan

Kamis, 4 Desember 2025 | 07:19 WIB
Para perempuan yang aktif di LinkedIn kini menggunakan nama samaran laki-laki seperti Simone menjadi Simon, dan menukar kata ganti she menjadi he. (Foto: LinkedIn @Simonebonnet)

KONTEKS.CO.ID – Tampilan perempuan berkumis tengah tren di platform LinkedIn. Katanya, perubahan gender tersebut ampuh untuk lebih banyak dilirik oleh para pencari karyawan.

Belakangan aksi mengubah pengaturan gender dari perempuan menjadi "laki-laki" dan bahkan mengunggah foto lengkap dengan kumis palsu makin marak.

Betul! Kini semakin banyak perempuan di LinkedIn yang mengajukan tantangan provokatif terhadap apa yang mereka tuding sebagai bias algoritmik di LinkedIn.

Baca Juga: DJP Tunjuk 5 Perusahaan Asing Pemungut PPN Digital Baru, Penerimaan Ekonomi Digital Tembus Rp43,75 T

Bulan lalu, sebut the Hindu, pengguna perempuan mulai mengklaim bahwa mengadopsi identitas laki-laki telah meningkatkan visibilitas mereka secara drastis di situs jejaring profesional tersebut. Inilah yang memicu reaksi berantai.

Perempuan mengadopsi alias laki-laki, Simone menjadi Simon, mengganti kata ganti mereka dengan "he/him". Bahkan menggunakan AI untuk menulis ulang postingan lama dengan jargon yang sarat testosteron untuk menumbuhkan apa yang mereka gambarkan sebagai persona alfa yang menarik perhatian.

Untuk menambahkan sedikit humor, beberapa perempuan mengunggah foto profil mereka dengan kumis tempel.

Hasilnya? Banyak perempuan mengatakan jangkauan dan keterlibatan mereka di LinkedIn melonjak, dengan kolom komentar yang dulu sepi tiba-tiba ramai dengan aktivitas.

Baca Juga: 500 Ribu Ton Bantuan Digelontorkan, Pemerintah Gaspol Tangani Bencana Aceh-Sumatra

"Saya mengubah kata ganti ‘saya’ dan secara tidak sengaja memecahkan rekor keterlibatan LinkedIn saya sendiri," tulis Jo Dalton, pengusaha dan investor yang berbasis di London, seraya menambahkan bahwa perubahan tersebut meningkatkan jangkauannya sebesar 244%.

"Jadi, inilah saya, dengan kumis tempel, semata-mata demi kepentingan sains untuk melihat apakah saya bisa mengelabui algoritma agar mengira saya seorang pria," tuturnya.

Terbukti Efektif

Ketika seorang reporter AFP perempuan mengubah pengaturannya menjadi pria, data analitik LinkedIn menunjukkan jangkauan beberapa unggahan melonjak dibandingkan pekan sebelumnya.

Unggahan-unggahan tersebut secara kumulatif mendapatkan ribuan impresi lebih banyak dibandingkan minggu sebelumnya.

Baca Juga: Dirjen Bea Cukai Respons Penggeledahan Kejagung soal Ekspor Sawit: Kasus Lama, Proses Hukum Jalan

Halaman:

Tags

Terkini