lifestyle

Gawat! FDA Kaitkan 10 Kematian Anak dengan Vaksin COVID-19

Senin, 1 Desember 2025 | 08:14 WIB
FDA melaporkan vaksin COVID-19 terkait dengan kematian 10 anak di AS. (Foto: Skynews)

KONTEKS.CO.ID - Sebuah memo Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) melaporkan bahwa vaksin COVID-19 berkontribusi terhadap kematian setidaknya 10 anak.

Menyusul rilis memo pada Jumat 27 November 2025 tersebut, Kepala Bagian Medis dan Ilmiah FDA, Vinay Prasad, mengatakan kepada wartawan bahwa lembaga tersebut akan mengubah proses persetujuan vaksinnya.

Pemerintahan Donald Trump, khususnya Menteri Kesehatan Robert F Kennedy Jr., telah vokal dalam skeptisismenya terhadap vaksin COVID-19.

Baca Juga: Mi dan Kulit Pangsit Berbahan Kimia Beredar di Pasar Bogor

Kennedy sebelumnya telah membuat klaim yang telah dibantah tentang vaksin tersebut, bahkan secara keliru mengaitkannya dengan kematian pemain bisbol Hank Aaron.

Kemudian secara lebih luas telah menjelaskan perubahan besar yang akan ia lakukan pada vaksinasi anak, termasuk merombak jadwal imunisasi.

Memo tersebut juga memperkuat kekhawatiran sebelumnya yang disampaikan FDA tentang vaksin tersebut. Awal tahun ini, badan tersebut menyatakan bahwa produsen utama vaksin, Pfizer dan Moderna, harus memperbarui informasi mereka tentang kemungkinan miokarditis dan pericarditis.

Permintaan ini setelah kasus kedua kondisi jantung tersebut dilaporkan pada pria muda yang telah menerima vaksin tersebut.

Baca Juga: AS dan Venezuela Memanas, Trump Mengakui Telepon Maduro

Yang Perlu Anda Ketahui

Memo tersebut, yang telah dibagikan di media sosial, menyatakan bahwa telah ditemukan setidaknya 10 anak telah meninggal setelah dan karena menerima vaksinasi COVID-19.

Dalam memo ditambahkan jumlah tersebut tentu saja merupakan perkiraan yang lebih rendah karena kurangnya pelaporan, dan bias inheren dalam atribusi.

Memo tersebut, yang belum ditinjau sejawat, tampaknya tidak merinci bagaimana FDA sampai pada kesimpulan bahwa vaksin tersebut menyebabkan kematian anak-anak tersebut.

Memo tersebut hanya menyatakan bahwa "analisis awal" dari 96 kematian antara tahun 2021 dan 2024 menyimpulkan bahwa "tidak kurang dari 10 kematian terkait".

Baca Juga: Tak Gentar Hadapi Serangan Israel, Paus Leo Tiba di Lebanon Membawa Seruan Persatuan

Halaman:

Tags

Terkini