KONTEKS.CO.ID - Fenomena langit yang paling dinanti para pecinta astronomi akan kembali hadir pada akhir tahun.
Pada 4 Desember 2025 pukul 06.14 WIB, masyarakat Indonesia berkesempatan menyaksikan supermoon terakhir tahun ini, yang dikenal sebagai Cold Moon atau Bulan Dingin.
Fenomena langka ini menjadi penutup rangkaian supermoon berturut-turut setelah kemunculan pada bulan Oktober dan November.
Cold Moon disebut supermoon karena Bulan mencapai fase purnama ketika berada di titik perigee, yaitu jarak terdekatnya dari Bumi.
Pada momen ini, Bulan akan tampak lebih besar dan lebih terang dibanding purnama biasa.
Secara astronomis, jarak Bulan saat supermoon bisa mencapai sekitar 354.055 km, jauh lebih dekat dibanding posisi terjauhnya di apogee, yang berada di kisaran 402.336 km.
Istilah Cold Moon berasal dari budaya kuno yang menggambarkan kondisi musim dingin ekstrem di belahan Bumi utara.
Di tengah suhu membeku dan malam-malam yang panjang, Bulan ini dianggap sebagai simbol keteguhan dan ketenangan alam.
Beberapa suku pribumi Amerika menyebutnya Long Night Moon, karena kemunculannya bertepatan dengan periode malam terpanjang dalam setahun menjelang titik balik matahari musim dingin.
Nama tradisional lainnya bagi purnama Desember tak kalah unik. Mulai dari Drift Clearing Moon, Frost Exploding Trees Moon, hingga Moon of the Popping Trees.
Baca Juga: Beratnya Operasi SAR untuk Menangani Banjir dan Longsor di Sibolga hingga Tapanuli
Dalam tradisi Eropa kuno, Bulan ini dikenal sebagai "Moon Before Yule", merujuk pada festival Yule yang merayakan kembali hadirnya cahaya Matahari setelah masa gelap musim dingin.
Meski Indonesia tak merasakan musim dingin bersalju, masyarakat tetap bisa menikmati keindahan supermoon yang akan tampak lebih hangat dan memukau dari biasanya.