KONTEKS.CO.ID - Langit malam pertengahan Juli 2025 dijanjikan bakal jadi salah satu tontonan paling mengesankan tahun ini.
Tepat pada 11 Juli pukul 03:37 WIB, bulan purnama yang dikenal sebagai Buck Moon akan memancarkan cahayanya paling terang.
Bagi masyarakat Indonesia, ini jadi momen emas untuk menikmati pesona langit, asalkan cuaca cerah dan jauh dari polusi cahaya.
Baca Juga: Presiden Trump Ejek Partai Baru Bikinan Elon Musk, Perseteruan Makin Panas
Tapi tunggu dulu, Buck Moon bukan cuma soal keindahan visual.
Di balik cahayanya yang menakjubkan, ada sejarah panjang dan filosofi menarik dari berbagai budaya dunia.
Apa Itu Buck Moon?
Nama "Buck Moon" merujuk pada waktu dalam setahun saat rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduk barunya.
Baca Juga: Cetak Sejarah, Nilai Hubungan Perdagangan Nigeria dan Indonesia Tembus Rp76,1 Triliun
Nama ini lahir dari kearifan suku asli Amerika yang membaca langit sebagai cermin siklus kehidupan alam—di mana setiap fase bulan membawa makna bagi musim, hewan, dan budaya mereka.
Bagi mereka, fase pertumbuhan tanduk tersebut menandakan awal baru dan kekuatan yang sedang berkembang.
Tak hanya itu, bulan purnama Juli juga memiliki nama lain di berbagai belahan dunia:
Thunder Moon: sering terjadi badai petir musim panas.
Baca Juga: Buka KTT BRICS, Presiden Brasil Bawa-Bawa Nama Bandung
Hay Moon: masa panen jerami di pedesaan Eropa.