• Senin, 22 Desember 2025

Satupena Award 2023, Denny JA Sebut Penulis yang Manfaatkan Artificial Intelligence Bisa Bertahan

Photo Author
- Kamis, 21 Desember 2023 | 21:53 WIB
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat menjadi pembicara di Satupena Award 2023. Foto: Dok. Satupena
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat menjadi pembicara di Satupena Award 2023. Foto: Dok. Satupena

KONTEKS.CO.ID - Terdapat 200 judul yang ditulis oleh Artificial Intelligence (AI) dan dijual di Amazon. Belasan judul di antaranya menjadi buku yang best seller di situs e-commerce asal Amerika Serikat itu.

“Ini pertama kali dalam sejarah, bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk yang bisa menulis,” kata Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA dalam acara Satupena Award 2023.

Tahun ini, Satupena Award diberikan kepada Putu Wijaya untuk kategori fiksi dan Prof. Komarudin Hidayat untuk kategori non-fiksi.

[irp posts="211418" ]

Lebih lanjut Denny JA mengungkapkan terdapat tiga jenis penulis yang berkembang. Yang pertama adalah penulis konvensional.

Penulis jenis ini menggunakan pengalaman batinnya dan pengetahuannya sebagai bahan tulisannya.

Penulis jenis kedua adalah Artificial Intelligence. Manusia menyerahkan seluruh gagasan dan ekspresinya kepada Artificial Intelligence dalam menulis.

[irp posts="215112" ]

Kemampuan Artificial Intelligence ini semakin canggih berjalannya waktu. Jadi, penulis jenis ini hanya memerintahkan AI untuk menuliskan sesuatu.

Penulis jenis ketiga adalah penulis campuran. Pada kelompok ini penulisnya tetap manusia, tapi menggunakan AI sebagai asistennya dalam berkarya.

"Editor terakhir dan finishingnya tetap manusia," kata Denny JA.

Penulis konvensional, tanpa bantuan AI masih paling dominan. Namun berjalannya waktu yang akan dominan adalah jenis penulis campuran, yaitu mereka yang menulis dengan menggunakan AI sebagai asisten.

[irp posts="216280" ]

“Mengapa? Ini karena hukum sejarah. Survival of the fittest. Yang bisa survive, yang bisa bertahan bukan yang paling kuat, atau yang paling cerdas, tapi yang paling sesuai dengan trend zamannya,” kata Denny JA.

Berkaca pada sejarah, dalam hal apapun kelompok yang bertahan adalah mereka yang mendayagunakan teknologi mutakhir.

"Kita tidak bisa mencampakkan AI sebagai teknologi, lebih baik memanfaatkannya sebagai asisten dalam menulis,” ujar Denny JA.

Empat Teknologi yang Ubah Dunia Penulisan


Teknologi pertama yang mengubah dunia kepenulisan terjadi setelah manusia menemukan teknologi mesin cetak, gutenberg pada Abad 15.

Sebelum ada mesin cetak, jika ingin menggandakan, tulisannya harus diulang, karena menggunakan tangan.

Dengan datangnya teknologi mesin cetak, karya tulis bisa digandakan dalam jumlah banyak secara serentak. Akibatnya, karya tulis pun mengubah dunia.

[irp posts="214064" ]

Teknologi kedua adalah penemuan mesin ketik pada abad 19. Dunia penulisan menjadi jauh lebih efisien. Terjadi standarisasi penulisan. Akhirnya, buku masuk dunia industri.

Teknologi selanjutnya adalah internet, yang ditemukan manusia di akhir abad 20. Internet mampu menyebarkan buku semakin cepat. Surat kabar bisa dicetak jarak jauh. Di era ini istilah online menjadi populer.

Perubahan keempat terjadi saat ini yaitu revolusi Artificial Intelligence. Mayoritas penulis masih gagap dengan AI.

“Tapi kita membaca trend, penulis yang mendayagunakan AI juga yang nanti bertahan,” ujar Denny JA.

[irp posts="204800" ]

Lebih lanjut Denny JA menyampaikan, jIka seseorang menulis untuk sekadar informatif, AI sudah bisa menggantikan, bahkan hasilnya lebih baik.

AI juga mampu mengolah data dengan sangat cepat. Tulisan yang sekadar runtut dan komprehensif juga bisa dilakukan AI.

Hanya satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI, kata Dennya JA, yaitu menulis dengan kedalaman bahasa, renungan, dan menyentuh hati.

“Inilah jenis tulisan yang dihasilkan penulis Divisi Satu, penulis puncak” kata Denny JA.

Satupena Award 2023


Satupena, organisasi penulis Indonesia, yang saat ini paling terbesar dan miliki pengurus di 34 Provinsi memberikan apresiasi kepada penulis berdedikasi.

“Kita memberikan apresiasi kepada penulis Divisi Satu. Satupena award adalah ucapan terima kasih kita kepada para penulis yang sudah melahirkan karya dengan bahasa yang mendalam, dengan renungan mendalam,”

Ini kualitas penulis yang belum bisa digantikan oleh AI. Tahun ini, Satupena Award diberikan kepada Putu Wijaya untuk kategori Fiksi dan Komarudin Hidayat untuk kategori non-fiksi. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Budi Prasetia

Tags

Terkini

X