KONTEKS.CO.ID - Perlindungan diri. Mekanisme pertahanan, diperkenalkan pertama kali oleh Sigmund Freud dalam teori psikoanalitiknya.
Ini merupakan respons psikologis alam bawah sadar yang bertujuan melindungi diri dari perasaan cemas, ancaman, dan situasi tak teringinkan.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut apa itu mekanisme pertahanan, memberikan contoh, menjelaskan cara kerjanya. Serta mengidentifikasi tanda-tanda ketika mekanisme pertahanan dapat menghambat kehidupan sehari-hari.
Apa itu Mekanisme Pertahanan?
Mekanisme pertahanan adalah serangkaian perilaku atau respons psikologis yang tergunakan seseorang untuk memisahkan diri dari peristiwa, tindakan, atau pikiran yang tidak menyenangkan.
Tujuannya adalah untuk melindungi pikiran sadar dari kontradiksi antara insting dasar manusia dan norma-norma yang berlaku. Ini merupakan strategi psikologis yang muncul alamiah untuk menjauhkan diri dari ancaman atau perasaan yang tidak teringinkan, seperti rasa bersalah atau malu.
Contoh Mekanisme Pertahanan yang Umum
-
Penyangkalan:
- Deskripsi: Menolak untuk menerima kenyataan atau fakta yang menyakitkan.
- Contoh: Seseorang yang kehilangan pekerjaannya tetapi tetap yakin bahwa semuanya baik-baik saja.
-
Represi:
- Deskripsi: Menyingkirkan pikiran atau ingatan yang tidak diinginkan atau terasa menyakitkan.
- Contoh: Mengesampingkan kenangan traumatis untuk melupakan peristiwa tersebut.
-
Proyeksi:
- Deskripsi: Memindahkan perasaan, gagasan, atau sifat yang tidak diinginkan dalam diri sendiri ke orang lain.
- Contoh: Seseorang yang merasa cemburu tetapi meyakinkan diri bahwa pasangannya yang sebenarnya cemburu.
-
Rasionalisasi:
- Deskripsi: Mencari alasan atau pembenaran logis untuk perilaku atau tindakan yang sulit diterima secara sadar.
- Contoh: Merasionalisasi kegagalan sebagai "itu bukanlah hal yang penting."
-
Regresi:
- Deskripsi: Kembali pada pola berpikir atau cara merespon yang lebih sederhana sebagai respons terhadap kecemasan.
- Contoh: Seseorang yang merespons stres dengan perilaku yang lebih sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak.
Cara Kerja Mekanisme Pertahanan Perlindungan Diri
Mekanisme pertahanan bekerja sebagai respons terhadap situasi yang memunculkan emosi negatif. Saat mengalami stresor, alam bawah sadar memantau situasi untuk menentukan apakah itu dapat merugikan.
Jika teranggap berpotensi menciptakan masalah emosional, mekanisme pertahanan dapat teraktifkan untuk melindungi diri.
Mekanisme pertahanan yang matang dapat membantu individu mengatasi stres emosional. Namun, penggunaan yang berlebihan atau mekanisme yang kurang matang dapat menyebabkan masalah yang berkepanjangan.
Mekanisme pertahanan yang terlalu dominan dapat menghalangi individu untuk menghadapi masalah emosional secara langsung.
Tanda-Tanda Penggunaan Mekanisme yang Berlebihan
Beberapa tanda bahwa mekanisme pertahanan dapat menghambat kehidupan sehari-hari dan kesehatan mental meliputi:
- Merasa sedih atau depresi.
- Kesulitan bangun dari tempat tidur.
- Menghindari aktivitas atau orang-orang yang biasanya membuat bahagia.
- Kesulitan membentuk atau mempertahankan hubungan yang sehat.
- Masalah komunikasi yang menghambat kehidupan profesional atau pribadi.
Mekanisme pertahanan bukanlah cara yang tepat untuk membela diri, melainkan sebagai bentuk perlindungan yang mungkin menghambat pemahaman diri.
Dalam jangka panjang, mekanisme pertahanan yang matang mungkin membantu menghadapi kecemasan dan situasi yang biasanya menyebabkan stres.
Namun, perlu Anda ingat bahwa penggunaan mekanisme pertahanan harus seimbang dan terakui sebagai alat bantu. Bukan pengganti penanganan masalah secara langsung.
Mengenali dan memahami mekanisme pertahanan adalah langkah pertama untuk membuka pintu menuju pemahaman diri yang lebih dalam dan kesehatan mental yang lebih baik. ***