• Senin, 22 Desember 2025

Saat Anak Kesepian, Apa yang Perlu Orang Tua Lakukan? Yuk, Belajar dari Orang Denmark

Photo Author
- Rabu, 9 Agustus 2023 | 19:30 WIB
Kesepian adalah kesempatan bagi anak menjelajahi dunia imajinasinya. (Foto: Canva-Владимир)
Kesepian adalah kesempatan bagi anak menjelajahi dunia imajinasinya. (Foto: Canva-Владимир)

KONTEKS.CO.ID - Kesepian adalah perasaan yang dapat dialami oleh siapa pun, termasuk anak-anak. Bagi orang tua, melihat anak mereka merasa kesepian bisa menjadi hal yang memprihatinkan.

Namun, dalam pendekatan "The Danish Way of Parenting", kesepian tidak selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.

Sebenarnya, kadang-kadang merasa sendirian bisa menjadi jendela bagi anak untuk menjelajahi dunia fantasi mereka sendiri.

Makna Kesepian Bagi Orang Denmark


Denmark, yang terkenal dengan konsep kebahagiaannya, telah memiliki pandangan unik ini dalam pendidikan anak-anak.

Menurut gaya pendidikan Denmark, membiarkan anak-anak memiliki waktu di mana mereka merasa sendirian dapat memberi mereka kesempatan untuk merangsang kreativitas dan imajinasi mereka.

Dalam banyak budaya, kesepian dianggap sebagai hal yang harus dihindari. Namun, di Denmark, mengutip dari laman thedanishway, ada pemahaman bahwa merasa sendirian kadang-kadang diperlukan.

Dengan kesepian, anak dapat memahami diri mereka sendiri dan mengembangkan kemampuan berimajinasi.

Dalam situasi ini, anak-anak cenderung menciptakan dunia fantasi yang penuh dengan imajinasi, di mana mereka dapat menjadi pahlawan atau petualang.

Peran Orang Tua


Namun, tentu saja, peran orang tua tetap penting dalam memahami perasaan anak dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Orang tua perlu menciptakan lingkungan di mana anak merasa aman untuk berbicara tentang perasaan mereka, termasuk perasaan kesepian.

Dengan berbicara terbuka, orang tua dapat membantu anak memahami bahwa merasa sendirian adalah perasaan alami yang bisa dialami semua orang.

Jadi, dalam "The Danish Way of Parenting", kesepian tidak selalu dianggap sebagai masalah yang harus diatasi.

Sebaliknya, hal ini dianggap sebagai kesempatan bagi anak untuk menjelajahi dunia imajinasinya, yang pada gilirannya dapat mengembangkan kreativitas, daya cipta, dan kemampuan emosional mereka.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Pungky Andriyani

Tags

Terkini

X