• Senin, 22 Desember 2025

Pantangan Malam Satu Suro dalam Adat Jawa, Tradisi dan Kepercayaan Kultural

Photo Author
- Kamis, 13 Juli 2023 | 12:30 WIB
Pantangan Malam 1 Suro Sesuai Adat Jawa ( Foto: Pixabay )
Pantangan Malam 1 Suro Sesuai Adat Jawa ( Foto: Pixabay )

KONTEKS.CO.ID - Malam Satu Suro memiliki makna dan pentingan khusus dalam budaya Jawa di Indonesia.

Pada malam Satu Suro, terdapat beberapa pantangan yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat Jawa.

Mari kita jelajahi beberapa pantangan yang umum diikuti sesuai adat Jawa pada Malam Satu Suro.

Tidak Keluar Rumah


Masyarakat Jawa meyakini bahwa pada Malam 1 Suro, dunia mistis menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, dihindari untuk keluar rumah tanpa alasan yang penting.

Ini bertujuan untuk menjaga diri dari kemungkinan berinteraksi dengan makhluk gaib yang diyakini berkeliaran pada malam tersebut.

Tidak Mandi Malam


Mandi malam dianggap kurang disukai pada Malam 1 Suro, karena diyakini dapat memanggil roh jahat atau mengundang gangguan dari dunia lain.

Masyarakat Jawa lebih memilih untuk mandi sebelum malam tiba atau di pagi hari setelah Malam 1 Suro.

Tidak Memotong Rambut


Memotong rambut pada Malam 1 Suro dihindari, terutama bagi anak kecil.

Ini dikaitkan dengan kepercayaan bahwa memotong rambut pada malam ini dapat mengundang keberuntungan yang buruk atau mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak.

Tidak Memasak di Malam Hari


Masyarakat Jawa mempercayai bahwa memasak di Malam 1 Suro dapat mengganggu keberadaan makhluk halus dan mengundang energi negatif ke dalam rumah.

Oleh karena itu, dihindari memasak di malam hari dan lebih memilih untuk mempersiapkan makanan sebelumnya atau menggunakan makanan yang telah disiapkan sebelumnya.

Tidak Menyapu atau Membersihkan Rumah


Membersihkan rumah di Malam 1 Suro dianggap tidak dianjurkan. Masyarakat Jawa percaya bahwa hal ini dapat "membuang" keberuntungan dan rejeki yang telah datang ke dalam rumah.

Membersihkan rumah lebih baik dilakukan sebelum atau setelah Malam 1 Suro.

Pantangan-pantangan ini memainkan peran penting dalam mempertahankan tradisi dan kepercayaan kultural dalam budaya Jawa.

Meskipun ada perbedaan di antara individu dan keluarga, menghormati pantangan ini merupakan cara untuk menjaga tradisi nenek moyang dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat Jawa.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurul Marta Nofiyatma

Tags

Terkini

X