KONTEKS.CO.ID - Perayaan Malam Satu Suro adalah salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini sarat akan makna dan simbolisme, salah satunya adalah melalui nasi tumpeng.
Nasi tumpeng adalah salah satu makanan khas Indonesia yang sering disajikan saat ada acara-acara penting, seperti perayaan kelahiran, pernikahan, hari raya juga saat Malam Satu Suro.
Hidangan nasi tumpeng berbentuk kerucut dengan tambahan berbagai macam lauk-pauk. Nasi ini biasanya disajikan di atas tampah, yang melambangkan kebersamaan dan kesatuan serta jadi makanan pada Malam Satu Suro.
Lauk-pauk yang biasanya disajikan bersama nasi tumpeng adalah ayam goreng, telur dadar, ikan teri, sambal goreng, urap, dan tempe orek.
Lauk-pauk ini melambangkan berbagai macam hal, seperti kemakmuran, kesuburan, dan keberkahan.
Makna Filosofis Nasi Tumpeng
Puncaknya melambangkan Sang Hyang Widhi, sedangkan lauk-pauk yang mengelilinginya melambangkan manusia dan alam semesta.
Nasi tumpeng juga melambangkan harapan dan doa agar selalu diberkahi oleh Sang Hyang Widhi.
Nasi yang disajikan saat perayaan Malam Satu Suro ini melambangkan harapan dan doa agar selalu diberkahi oleh Sang Hyang Widhi dan dijauhkan dari marabahaya.
Tips Membuat Nasi Tumpeng untuk Perayaan Malam Satu Suro
Berikut ini ada beberapa cara agar menghasilkan nasi yang lezat dan menggugah selera
- Gunakan beras yang pulen dan beraroma harum.
- Kukus nasi hingga matang dan pulen.
- Bentuk nasi menjadi kerucut dengan menggunakan cetakan.
- Hidangkan dengan berbagai macam lauk-pauk yang telah dimasak.
- Sajikan di atas tampah yang telah dihias dengan daun pisang.
Nasi tumpeng yang disajikan saat perayaan Malam Satu Suro akan menjadi hidangan yang istimewa dan penuh makna.
Makanan khas Indonesia ini akan menjadi simbol harapan dan doa agar selalu diberkahi oleh Sang Hyang Widhi dan dijauhkan dari marabahaya.***
