• Minggu, 21 Desember 2025

ADHD dan Toxic Relationship: Individu dengan ADHD dan Hubungan Tak Sehat

Photo Author
- Selasa, 27 Juni 2023 | 12:30 WIB
ADHD dan Toxic Relationship: Mengapa Individu dengan ADHD Rentan Terjebak dalam Hubungan yang Tidak Sehat ( Pixabay )
ADHD dan Toxic Relationship: Mengapa Individu dengan ADHD Rentan Terjebak dalam Hubungan yang Tidak Sehat ( Pixabay )

KONTEKS.CO.ID - ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurodevelopmental yang mempengaruhi konsentrasi, impulsivitas, dan tingkat aktivitas seseorang.

Orang dengan ADHD sering menghadapi tantangan dalam hubungan interpersonal mereka, termasuk risiko terlibat dalam toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa individu dengan ADHD rentan terhadap toxic relationship:

Kesulitan dalam mengatur emosi

Orang dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka. Mereka mungkin rentan terhadap perubahan mood yang cepat, impulsifitas, dan reaksi emosional yang tidak proporsional.

Hal ini dapat menyebabkan konflik dan kesulitan dalam menjaga hubungan yang sehat. Pasangan atau teman yang tidak memahami atau tidak sabar dengan tantangan emosional ADHD dapat memanfaatkan kelemahan ini dan memperburuk situasi menjadi toxic relationship.

Masalah komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat. Namun, orang dengan ADHD sering menghadapi kesulitan dalam memperhatikan dan mempertahankan fokus selama percakapan.

Mereka mungkin terdistraksi dengan pikiran atau rangsangan eksternal yang lain, sehingga sulit bagi mereka untuk sepenuhnya terlibat dalam komunikasi.

Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidaknyamanan di antara pasangan atau teman, dan akhirnya memperburuk hubungan menjadi toxic relationship.

Tantangan dalam mengorganisir kehidupan sehari-hari

Orang dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam mengorganisir tugas-tugas sehari-hari, seperti mengelola waktu, membayar tagihan, atau menjaga kebersihan rumah.

Kehadiran mereka yang tidak teratur atau sering melupakan komitmen dapat menyebabkan frustrasi dan ketidakpuasan pada pasangan atau teman. Hal ini bisa menjadi sumber konflik yang berkelanjutan dan akhirnya merusak hubungan menjadi toxic relationship.

Perasaan rendah diri

Individu dengan ADHD sering mengalami perasaan rendah diri, kecemasan, atau depresi akibat kesulitan yang mereka hadapi dalam berfungsi secara optimal di berbagai aspek kehidupan.

Kehadiran pasangan atau teman yang mengeksploitasi atau mengejek kelemahan mereka dapat memperburuk perasaan rendah diri tersebut.

Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat di mana individu dengan ADHD merasa mereka tidak berharga atau tidak pantas mendapatkan hubungan yang sehat.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua individu dengan ADHD akan mengalami toxic relationship. Banyak orang dengan ADHD yang memiliki hubungan yang bahagia dan sehat.

Namun, penting bagi mereka yang memiliki ADHD atau berhubungan dengan individu dengan ADHD untuk memahami tantangan yang mungkin dihadapi dan bekerja sama untuk membangun komunikasi yang baik, saling pengertian, dan dukungan yang kuat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Firman Ramadhan

Tags

Terkini

X