KONTEKS.CO.ID - Batu apung atau pumice adalah jenis batuan vulkanik yang sangat vesikular dengan tekstur kasar dan berwarna terang.
Batuan ini sering digunakan dalam industri kosmetik dan perawatan kulit karena kemampuannya untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Namun, apa sebenarnya batu apung dan bagaimana terbentuk?
Batu apung terbentuk ketika magma yang sangat panas dan bertekanan tinggi berhamburan dari gunung api dengan cara yang sangat energik.
Konfigurasi berbusa dari batu apung terjadi karena pendinginan dan depressurisasi yang cepat secara bersamaan.
Depressurisasi menciptakan gelembung dengan menurunkan kelarutan gas yang larut dalam magma. Hal tersebut menyebabkan gas cepat larut seperti gelembung CO2 yang muncul saat minuman berkarbonasi terbuka.
Pendinginan dan depressurisasi yang cepat akhirnya membekukan gelembung dalam matriks batuan.
Pumice terdiri dari partikel gelas piroklastik dengan dinding gelembung yang sangat tipis dan tembus cahaya. Batu apung biasanya terbentuk selama letusan eksplosif dan umumnya membentuk zona di bagian atas lava silika.
Selain itu, batu apung memiliki porositas yang tinggi, mencapai 64-85% volume, sehingga membuatnya mampu mengapung di atas air. Hal ini juga membuatnya sangat berguna dalam industri konstruksi dan pembangunan kapal.
Batu apung juga memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Ketika batu ini terapung di permukaan laut, ia terbawa bersamaan organisme laut seperti lumut, kerang, dan ikan ke perairan yang jauh dari tempat asalnya.
Dalam industri kosmetik, batu apung berguna sebagai alat eksfoliasi untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan membantu meningkatkan sirkulasi darah di kulit.
Selain itu, batu apung juga bermanfaat dalam industri perawatan taman untuk membantu menghilangkan tanah berlebih dan memperbaiki drainase tanah.
Jadi, meskipun batu apung mungkin terlihat seperti batuan biasa, ia memiliki banyak kegunaan dan peran penting di alam serta dalam industri manusia.***