Jama‘ah yang dimuliakan Allah,
Ketika kita mendengar kabar duka, yang pertama kali dianjurkan adalah mengingatkan diri bahwa semua milik Allah, sebagaimana firman Allah:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.” (QS. al-Baqarah [2]: 156).
Baca Juga: KPK Siap Tindaklanjuti Permintaan Hakim, Hadirkan Bobby Nasution di Persidangan
Lalu membaca doa sebagaimana diajarkan Rasulullah Saw:
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik.”
Doa ini bukan sekadar ucapan di bibir, tetapi menjadi peneguh hati agar seorang muslim tidak larut dalam kesedihan. Maka dari itu, Rasulullah Saw bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah lalu ia mengucapkan doa istirjā‘ sebagaimana yang diperintahkan Allah, melainkan Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim).
Inilah pelajaran penting bagi kita, jama‘ah sekalian, bahwa setiap musibah adalah ujian. Dan Islam tidak membiarkan seorang muslim sendirian menghadapi ujian itu, melainkan dibekali doa, janji pahala, dan pengharapan yang lebih baik dari Allah.
Karena itu, saat kita melayat, jangan menambah luka keluarga yang berduka, tetapi hadirkan doa, sabda Nabi, dan nasihat yang meneguhkan hati.
Baca Juga: Fakta Terbaru Dugaan Korupsi EDC BRI, KPK Sebut Ada Vendor Kembalikan Uang Puluhan Miliar Rupiah
Jama‘ah Jumat yang berbahagia,
Adab kedua adalah menghibur dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Takziyah bukan tempat membicarakan detail kematian, melainkan kesempatan untuk mengingatkan agar bersabar dan tabah. Rasulullah Saw pernah bersabda kepada keluarga yang sedang berduka:
إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
“Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, dan milik-Nya pula apa yang Dia berikan. Setiap sesuatu di sisi-Nya sudah ada batas waktunya. Maka hendaklah engkau bersabar dan mengharap pahala.” (HR. al-Bukhari).
Bahkan Nabi Saw sendiri ketika cucunya hampir meninggal, beliau menangis. Ketika sahabat bertanya, Nabi menjawab:
Artikel Terkait
Teks Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Lima Cara Islam Menyikapi Harta Duniawi yang Fana
Khutbah Jumat 22 Agustus 2025: Mengapa Judol Haram dan Cara Kita Menghindarinya
Khutbah Jumat Spesial Maulid Nabi 2025: Muhammad SAW adalah Anugerah Terbesar dalam Sejarah Umat Manusia
Naskah Khutbah Jumat 12 September 2025: Alasan Umat Islam Wajib Mencintai Nabi Muhammad SAW
Teks Khutbah Jumat 19 September 2025: Panduan Meraih Surga dengan Akhlak Mulia