Ketidaksepakatan Taktik yang Menghancurkan Jerman
Pada 1944, Hitler kembali memercayakan Rommel untuk mempertahankan pantai Channel, Prancis dari kemungkinan invasi Sekutu.
Berdasarkan pengalamannya di Afrika Utara, dengan keunggulan kekuatan udara Sekutu, Rommel yakin satu-satunya keberhasilan pertahanan pantai adalah mencegah musuh mencapai jembatan dengan segala cara.
Untuk melakukan hal ini, Erwin Rommel dengan berani menempatkan pasukan cadangan tepat di belakang pertahanan pantai untuk melakukan serangan balik.
Baca Juga: Penembak Misterius, Hikayat Nyawa Murah di Era Rezim Orba Atas Nama Ketertiban
Namun atasannya, terutama Jenderal Gerd von Rundstedt, menolak permintaan tersebut. Rundstedt bersikeras untuk menempatkan pasukan cadangan jauh di belakang garis pertahanan. Tujuannya untuk memaksimalkan potensi jangkauan pergerakan pasukan setelah mengetahui lokasi invasi.
Ketidaksepakatan ini melemahkan efektivitas pertahanan Jerman. Ini terlihat dalam D-Day invasi pasukan Sekutu yang sukses besar di sepanjang pantai Normandia pada 6 Juni 1944. Jerman pun kalah total.
Bergabung dengan Oposisi Hitler
Pada 1944, Rommel semakin meragukan prospek akhir Jerman dalam perang tersebut. Ia juga ragu akan kemampuan Hitler menghadapi kenyataan dan 'berdamai' dengan kekuatan Barat.
Baca Juga: Kritik Itu Haram, Bisa Jadi Serangan dan Bui! Begini Cara Rezim Orba Menghukum Para Pengkritik
Pada musim semi 1944, beberapa teman Rommel yang bergabung dengan oposisi bawah tanah terhadap Hitler mendekatinya. Mereka menyarankan agar Rommel mengambil alih jabatan kepala negara jika Hitler terguling.
Rommel tidak menolak saran tersebut. Namun mereka yang ingin melepaskan Jerman dari perang ini tidak pernah mengungkapkan kepada Rommel bahwa mereka berencana membunuh Hitler.
Mereka tahu bahwa Rommel tidak menerima gagasan pembunuhan untuk tujuan politik. Ia selalu mengabaikan perintah apapun dari Hitler kepadanya terkait eksekusi.
Ketika invasi Sekutu berlangsung, Rommel beberapa kali mencoba menunjukkan kepada Hitler bahwa Jerman telah kalah perang. Hanya ada satu opsi, Hitler harus 'berdamai' dengan kekuatan Barat.