Baca Juga: Mitos Babi Ngepet, Pesugihan Modern yang Lahir dari Kecemburuan Sosial
Takut dengan ancaman itu, orang tua Tuti pun akhirnya luluh. Padahal sebenarnya yang dikantongi Tuti hanya sebutir mangga.
Setelah bergabung dan bertempur bersama Laswi, Tuti kemudian diangkat menjadi Komandan Brigade 1 Laswi.
Tuti mengenang beberapa peristiwa paling berkesan seumur hidupnya. Salah satunya adalah ketika dia ikut mengatur arus pengungsi yang akan keluar dari kota Bandung pada 24 Maret 1946.
Baca Juga: Sejarah Sepak Bola: Awal Mula Dimainkan, Pernah Jadi Olahraga Terlarang, Kini Terpopuler di Bumi
Tuti menyaksikan banyak orang yang dia kenal dan sayangi berada di antara ribuan pengungsi saat peristiwa heroik Bandung Lautan Api terjadi.
Dia sedih karena orang-orang itu terpaksa harus menjadi pengungsi perang dan berkorban harta benda demi harkat dan martabat Republik Indonesia yang mereka cintai.
Monumen Laswi
Sosok Tuti sendiri kemudian menjadi inspirasi bagi Sunaryo, seorang pematung di Bandung. Alumnus seni rupa ITB menjadikan sosok Tuti sebagai model Monumen Laswi yang kini berdiri tegak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung.
Baca Juga: Gebrakan Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur DKI Kakek Bimbim Slank Bangun Perumahan Murah di Jakarta
Monumen ini menggambarkan seorang serdadu perempuan berdiri gagah dengan senapan di tangannya. Patung Laswi diresmikan pada tahun 1981 untuk menghormati para Maung Bikang, para harimau betina tanah sunda yang membuat ciut nyali penjajah.***