kontekstory

Potret Buram Mayor Sabarudin, Tentara Psikopat Era Kemerdekaan yang Cuma Tunduk pada Tan Malaka

Minggu, 31 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Potret Mayor Sabarudin, tentara psikopat di era revolusi kemerdekaaan, (Repro Buku Harry A Poeze)

Puncaknya kebrutalan Sabaruddin adalah saat dia berani menculik Mayor Jenderal Muhammad Mangundiprodjo, Ketua Dewan Pertahanan Republik Indonesia Jawa Timur.

Baca Juga: Mengenal Riwu Ga si ‘Angalai' Soekarno: Terompet Proklamasi dan Paspampres Pertama Indonesia yang Terlupakan

Sabaruddin menculik sang jenderal karena kesal tak diberi dana operasional. Muhammad menolak memberi uang karena Sabarudin tak dapat mempertanggungjawabkan dana perjuangan yang diberikan kepada kesatuannya. Sabarudin pun marah dan menyebar fitnah bahwa Muhammad korup.

Masa lalu Muhammad yang mantan Pegawai Pangrehpraja Belanda diungkit-ungkit. Di masa Revolusi, orang Indonesia banyak yang antipati dengan segala hal berbau Belanda, termasuk yang bekerja pada Belanda.

Menurut pendiri dan komandan pertama Brigade Mobil (Brimob) M Jasin, dalam biografinya "Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang" (2010), saat jadi tentara PETA, Sabarudin pernah meminta rekomendasi dari Muhammad yang menjabat Daidancho (Komandan Batalyon) untuk mengikuti latihan calon Chudancho (Komandan Kompi) di Bogor.

Baca Juga: Dentuman Hidup Ozzy Osbourne, Pangeran Kegelapan Pengusung Heavy Metal yang Ngerock Hingga Ajal

Sebagai Daidancho, Muhammad yang kemudian jadi Gubernur Lampung itu tak mengabulkannya. Itulah awal mula kekecewaan dan dendam Sabarudin.

Kesal dengan kelakuan Sabarudin, Muhammad menelepon Jenderal Oerip Soemohardjo karena berniat mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Sabarudin.

Oerip meminta membatalkan surat perintah tersebut. Tapi Muhammad tak langsung membatalkan, ia ingin berbicara langsung dengan Oerip di MBT, Yogyakarta. Ia memutuskan berangkat ke Yogyakarta bersama ajudannya Kapten Susilo dan supirnya, Kurdi.

Baca Juga: Indonesia Pernah Hampir Punya Nuklir di Era Soekarno, Bikin Negara Tetangga Ketar-ketir

Nekadnya, Sabarudin berusaha menculik Mayor Jenderal Muhammad di Markas Besar Tentara (MBT) di Yogyakarta setelah gagal mencegat sang jenderal di tengah perjalanan Surabaya ke Yogyakarta.

Dengan membawa 11 truk tentara, Sabarudin melumpuhkan pengawal yang berjaga di depan markas. Aksi itu berjalan cepat dan rapi. Bahkan para perwira tinggi yang sedang rapat di dalam tak tahu apa yang terjadi di luar.

Ketika itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Letnan Jenderal Oerip Sumoharjo sedang memimpin rapat.

Baca Juga: Jejak Legenda Tentara Bayaran Bob Denard : 'Si Dogs of War' Pembunuh 4 Presiden di Afrika, Pengguling Belasan Rezim

Penculikan Mayor Jenderal Muhammad itu melibatkan letusan peluru. Salah satu peluru bahkan nyaris mengenai Panglima Besar Sudirman. Untung ketika ada tembakan orang-orang tiarap, termasuk Sudirman.

Halaman:

Tags

Terkini